Bunda Engkaulah Inspirasi Ku (Kado Idul Fitri untuk Bunda)

Oleh: Walia Rahman*

DETIK berganti demi detik, waktu berganti demi waktu dalam hitungan hari. Bulan, hingga tahun. Entah sudah berapa jauhkah langkah menempuh waktu yang telah berganti, entah sudah berapa banyak mimpi yang berganti dan bertahan menemani waktu yang berlau. Setiap pergantian membawa pergantian lain, setiap pergantian membawa kehilangan yang lain. Dan setiap pergantian membawa arti untuk saling lebih memahami.tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, sehingga sangat begitu banyak cerita dan kenangan yang tertulis serta terpahatkan dengan indah di hati ini dengan bertinta emas berpenakan permata yang sangat begitu berkilau jika dipandang oleh mata.

Masa kecil adalah masa dimana kita baru belajar mengenal sesuatu yang baik dan yang tidak baik, apakah yang kita lakukan itu baik atau tidak baik pada saat itu kita masih belum bisa membedakan antara keduanya, jika tidak ada bimbingan dan arahan dari ayah dan bunda, akan tetapi setelah kita dibina dan dibimbing oleh keduanya kita baru sadar bahwa apa yang kita kerjakan pada saat itu baikkah atau tidak baik.

Setelah itu kita baru mengerti ternyata yang kita lakukan itu baik maka respon dari keduanya bahagia meraka mulai bangga dengan kecerdasan yang sudah mulai muncul dari dalam diri kita. Jika sebaliknya maka ayah dan bunda kita akan selalu menggajarkan tampa pernah merasa bosan dan lelah meraka terus berjuang untuk memberikan ilmu kepada kita anak-anaknya, kearah yang baik walaupun betuh waktu yang cukup lama dalam mendidik kita, sungguh beruntung kita mendapatkan pendidikan pemula di lingkungan keluarga yang berkurikulumkan cinta dimana ibu kita tidak pernah merasakan kelelahan apa lagi mengeluh dalam mendidik kita semuanya beliau melakoninya dengan telaten serta penuh cinta dan kasih sayang.

Sejenak ku terbangun dari lamunan ku ternyata usia ku sudah cukup dewasa, saat ku teringgat dimasa masih berseragam biru dan putih (Madrasah Ibtitaiah) pada saat itu aku sangat begitu disanjung dan dikasihi oleh keduanya, disetiap harinya bunda selalu menyempatkan diri untuk selalu mengajar dan menemani ku bermain sampai ku terlelap dalam tidur,sungguh manis kenangan ini yang tidak bisa terbayangkan jika semua begitu cepat berlalu, kasih sayang dan cinta mereka kepada ku sungguh sangat tulus, dimana disaat kita merasa kedinginan meraka siap untuk memberikan jaket yang sedang mereka kenakan untuk dilepaskanya dan diberikan kepada kita agar kita tidak merasa kedinginan lalu apakah kita juga bisa berbuat sebaliknya?

Sungguh indah kenangan bersama keduanya. Rasanya baru saja mengenal tentang arti suatu pengorbanan, terkadang disaat kita makan kita menginginkan menu makanan yang kita suka, maka hari itu juga bunda kita langsung berusaha mencari menu makanan yang kita pinta demi anak-anaknya meraka rela melakukan apa saja agar kita merasa senang, masa kecil adalah masa egois seseorang itu tumbuh dimana segala sesuatu yang dia inginkan harus dia dapatkan pada saat itu juga tampa adanya pertimbangan dan pikir panjang. bunda tetap saja sabar dan selalu memberikan senyum terbaiknya kepada kita, kasih dan cinta yang bunda berikan kepada kita sungguh sangat begitu tulus.

Tak terasa roda kehidupan semakin berputar dengan cepatnya sampai-sampai hari ini aku sudah jauh dari keduanya, padahal baru saja aku mengenal tentang suatu ketulusan cinta dan kasih sayang, disaat kita merasa gundah gulana, bunda salalu saja siap untuk menjadi pendengar curhat sejati dari terbit pajar sampai terbenamnya matahari, bunda tidak bernah merasa bosan dengan seribu cerita yang sudah kita sampaikan walau cerita yang kita sampaikan itu sudah berulang-ulang kita ceritakan, ibu tetap saja dengan asiknya mendengarkan ocehan cerita kita.

Bunda selalu meberi motivasi disaat ku dirundung masalah, dan beliaulah yang selalu menguatkan azzam perjuagan ku,(I Love Mother) sampai aku bisa berdiri seperti saat ini, namun setelah aku tamat SMA aku mulai berpisah dengan keduannya, aku pergi untuk mengapai cita-cita yang dulu pernah kuceritakan kepada ayah dan bunda dimasa ku kecil, suatu saat nanti aku akan kembali lagi untuk memenuhi janji ku bahwa, aku ingin membahagiakan ayah dan bunda untuk selamanya. Hanya tulisan inilah yang dapat ku persembah di hari yang Fitri ini untuk bunda karena aku masih belum bisa pulang, aku sayang ayah dan bunda.

Rasanya aku ingin bercerita banyak hal tentang ketulusan cinta kasih sayang yang telah engkau tanamkan dalam diri ku, bunda engkaulah Inspirasiku, semoga ayah dan bunda baik-baik saja dan sehat-sehat diseberang sana, amin

Ridhanya Allah adalah ridhanya orangtua, murkanya Allah adalah murkanya orangtua, sakitnya Allah adalah sakitnya orangtua. Poin penting inilah yang akan kita renungkan dan hayati bersama dalam menyingkap rahasia di balik keberhasilan seseorang. Banyak orang yang menyepelekan akan hal ini, tapi banyak pula yang menjadikan orangtua sebagai suatu faktor penting dalam hidupnya, dan merekalah orang-orang yang selamat yang akan menemui kebahagiaan hakiki. Mereka adalah orang-orang yang akan mendapatkan nikmat dan karunia-Nya dikarenakan mereka telah berbakti dan memperlakukan orangtua dengan sebaik-baiknya.

Allah yang Maha Bijaksana telah mewajibkan setiap anak untuk berbakti kepada orang tuanya. Bahkan perintah untuk berbuat baik kepada orang tua dalam Al Qur’an digandengkan dengan perintah untuk bertauhid sebagaimana firman-Nya,

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. ’” (Al Isro’: 23)

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak.” (An Nisa: 36).(wali_bensu[at]yahoo.com)

* Mahasiswa Ilmu Hukum UIN Yogyakarta

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.