Tagore, Turunkan Ilmu Politik di BM

Redelong |Love Gayo – Bupati Bener Meriah Ir. H. Tagore Abubakar secara resmi membuka kegiatan penyuluhan pendidikan politik kepada masyarakat perwakilan dari sejumlah kecamatan dalam Kabupaten Bener Meriah di Mess Pemda Bener Meriah, Selasa (5/4).

Acara yang diselengarakan oleh Dinas Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Bener Meriah itu selain dihadiri oleh Bupati Ir. H. Tagore, juga dihadiri oleh perwakilan MPU Bener Meriah, Kepala Badan Kesbangpolinmas Bener Meriah Armia, SE, serta sejumlah perwakilan kecamatan dalam Kabupaten Bener Meriah.

Dalam kesempatan itu, Bupati Ir. H. Tagore Abubakar meminta kepada masyarakat Kabupaten Bener Meriah agar menjaga keamanan yang selama ini telah dibina bersama menjelang dan berlangsungnya Pilkada pada tahun ini.

“Saya berharap para peserta kegiatan penyuluhan pendidikan politik yang berasal dari perwakilan sejumlah kecamatan dalam kabupaten Bener Meriah pada hari ini dapat menyampaikan ke masyarakatnya untuk menjaga situasi aman yang telah berjalan di kabupaten kita ini dalam pelaksanaan Pilkada nantinya,”pinta Bupati Ir. H. Tagore Abubakar.

Dalam acara tersebut Bupati Bener Meriah Ir. H. Tagore Abubakar juga menyampaikan, demokrasi yang baik adalah demokrasi yang santun, dan bukan saling fitnah satu sama lain.

Selain itu Bupati Ir. H. Tagore Abubakar menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Bener Meriah agar dapat melaporkan apa bila menemukan atau melihat terjadinya money politik di dalam pelaksanaan Pilkada nantinya. Diakhir pidatonya bupati Ir. H. Tagore Abubakar meminta masyarakat Bener Meriah agar menjauhi dan memusuhi narkoba, karena narkoba salah satu alat perusak generasi bangsa.

Sementar itu Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Bener Meriah Armia, SE selaku ketua penyelenggara acara penyuluhan pendidikan politik kepada masyarakat di Mess Pemda Bener Meriah menyampaikan, dasar dari pelaksanaan penyuluhan pendidikan politik kepada masyarakat merupakan salah satu kewajiban badan KesbangLinmas dalam rangka pembinaan politik ditengah-tengah masyarakat.

Peserta penyuluhan pendidikan sebanyak 150 orang peserta yang dikirimkan oleh camat untuk mewakili kecamatan masing-masing dalam Kabupaten Bener Meriah.

“Perwakilan masing-masing kecamatan yang terdiri dari kaum bapak serta ibu ini di harapkan nantinya bisa menerima pendidikan politik yang nanti akan di berikan pertama sekali berkait dengan bagaiman kita menghadapi  pemilikada baik gubernur wakil gubernur dan bupati serta wakil bupati di tahun 2011 ini,”terang Armia.

Lanjut Kepala badan Kesbangpolinmas Bener Meriah itu kembali, peserta ini nantinya akan diberikan cara penanganan pelaksanaan sengketa Pilkada kalau terjadi.“Pengarahan terkait sengketa tersebut nantinya akan di berikan pengarahan langsung oleh Kapolres Bener Beriah. Kalau perpolitikan ditinjau dari segi agama Islam akan langsung di berikan pengarahan dari jajaran majelis ulama, kalau perpolitikan yang ditinjau dari segi pemerintahan akan langsung di beri arahan dari pihak Kesbangpolinmas sendiri,”jelas Armia.(Aman Buge)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. PILKADA :

    Perkembangan, Pengetahuan dan
    Penerapannya di Aceh

    Ir. Said Muslim Linge

    Abstrak

    Pilkada Aceh diambang pintu, Tahun 2011 adalah tahun Pesta Demokrasi dalam menentukan Pemimpin untuk 5 tahun yang akan datang baik untuk Gubernur/Wakil maupun Bupati/Wakil beserta walikota/wakil, tentunya para calon yang berani tampil diatas kertas sama-sama merasa kuat dan ini adalah modal dasar dari sebuah pergerakan,
    Keanehan serta tuntut-menuntut dalam proses Pilkada yang akan datang hampir dapat dipastikan akan terjadi, gejala ini tentunya sedini mungkin para Kandidat beserta Kelompoknya akan memetakan persoalan, indikator serta solusi yang akan ditempuh.
    Para Tim Sukses mempunyai peranan sangat penting secara artificial melalui simulasi dari data-data pemlih nantinya, kajian akan muncul secara simultan atas inisiatif para dedengkot Politik dan ahli statistik, berdasarkan pola pikir bahwa semua pemikiran-pemikiran para calon beserta Tim sukses akan beragam untuk diadopsi sehingga menjadi ramuan yang mujarab, tetapi banyak konsep yang tejadi dan sedang berjalan adalah “konsep menciplak”, adopsi cara-cara ilmiah dengan alami sangat potensial karena peranan Abu Nawas dalam hal ini sangat diperlukan, didalam Politik tentunya sangat sedikit teman sejati bahkan bisa tiada, tetapi yang ada hanyalah Abu Nawas, Prediksi Saya apabila Sutradara, Bintang serta Tim Sukses bisa memainkan Peranan Abu Nawas maka ialah yang akan keluar sebagai ”Jawara” (Ma’af Jangan tersinggung dengan pola pikir saya).

    Kondisi dan Penerapan Polling Lokal di Aceh

    Kajian diantara kandidat telah muncul ditengah tengah masyarakat, di media massa susunan hasil polling disusun sedemian rupa sesuai persentase seolah-olah si ”A s/d D” saling mengejar angka ibarat nilai/point dalam sebuah kompetisi Sepak bola. Sebagian masyarakat memberi apresiasi kepada sipemenang yang mungkin saja sosok tsb adalah jargon nya, dilain pihak tidak sedikit masyarakat yang terseyum melihat hasil poling serta ada juga masyarakat yang berbicara apa ini lelucon untung saja tidak sampai dibuat karikatur si pemenang, kalau kita berpikir jernih tentunya kita tidak akan pernah percaya dengan hal ini, meskipun ini adalah sebuah prediksi bagi sebahagian ter-kecil masyarakat aceh yang merespon.
    Polling yang terjadi menurut hemat penulis sebenarnya adalah merupakan teknik informasi (TI) yang tidak dapat menjadi ukuran. Ilmu ini didefinisikan sebagai aplikasi dari alat. Sebaiknya komputasi dan analisa untuk menangkap dan menginterpretasikan hasil polling sendiri juga merupakan bidang interdisipliner, mempelajari kehidupan dalam masyarakat di kawasan pedalaman jadi jangan hanya dilihat pada tingkat masyarakat yang peduli tentang berita di media massa. Tentunya kita harus melihat berapa ”sih” persentase masyarakat Aceh yang selalu membaca berita dibandingkan dengan masyarakat yang tidak membaca berita ?????

    Sebagian besar ahli Politik mengistilahkan ‘mereka sedang melakukan ”Perpolitikan”’
    Ketika mereka sedang menjabat (incumbent) mereka akan memafaatkan peluang dengan menggerakkan otomotif yang ada,
    Ketika Sosok Baru timbul mereka hanya melihat, membaca, menganalisa bahkan memprediksi apa lagi yang akan ditempuh bahkan tidak terkecuali apa yang akan terjadi dari pesaing terberat Incumbent.
    Ketika kemampuan berpolitik menjadi semakin tinggi maka proses yang dilakukan dalam tahap demi tahap akan terasa indah dan terarah yang barang tentu putaran otak semakin tinggi/kencang.

    Di Aceh, Poling-polingan (khusus lokal) kurang dikenal dan prediksi penulis hal tersebut tidak akan terbukti bahwa si ”A” sebagai pemenang polling akan menjadi pemenang pula didalam hasil Pemilihan nantinya, penulis pernah bertemu dengan seseorang anggap saja orang tidak bertanggung jawab yang memberi arahan kepada penulis bahwa ”bila ada orang yang datang menemui anda dan menanyakan siapa kira-kira yang dikagumi/Figur Publik untuk memimipin daerah ini lima tahun yang akan datang , dia sebut ”1” maka kamu jawab ”1” ya ?”. Nah ini adalah suatu fenomena politik yang sangat kotor dan menjijikkan.

    Sebagai barometer sebaiknya kajian yang masih baru ini (menurut penulis) dilakukan Polling ditingkat Gampong dulu l a a a h,………. penulis yakin hasil concrete mendekati benar pasti terjadi ”maklum untuk pemilihan kepala gampong ya kan?”… mungkin salah satu caranya hasil poling dilekatkan pada tempat-tempat umum / strategis, kalau ini sudah berhasil mungkin saja bisa dibawa keladang yang lebih luas

    Kepada Masyarakat yang berdomisisli di Bumi linge, khusus pemilihan Calon Gubernur/Wakil mari kita berpikir jernih dan mengkaji ulang terhadap sosok siapa yang harus kita usung, jangan cepat percaya kepada yang memobilisasi kita, mereka butuh jabatan, mereka butuh hubungan, mereka mungkin saja punya deal-deal lain yang menguntungkan mereka.. Sudah saatnya kita melepaskan cengkraman dari polikus-politikus yang pada akhirnya sadar atau tidak sadar bahwa kita, serta anak-anak kita akan menjadi korban pembodohan,

    ———-Bila Ingin Berpolitik Runutlah ke Ibukota Aceh———-
    —Bila Ingin Berdagang Runutlah ke Ibukota Sumatera Utara—

    Penulis adalah Warga GAYO
    Berdomisili di Takengon—08/04/2011

  2. saya sangat mendukung program ini karna masyarakat juga harus tau dan ikut berpolitik.
    kalo bole beri saran untuk bapak bupati bener meriah jangan hanya kaum bapak dan ibu saja yang mengikuti dikpol tpi kaum remaja juga harus dilibatkan karna masa depan bener meriah ad di tangan generasi muda..