BISNIS Property di Takengon sudah mulai dilirik oleh pengusaha domistik maupun pengusaha luar daerah dan masyarakat juga sudah memahami keuntungan membeli rumah dengan sistim Keredit Perumahan Rakyat (KPR).
Bunga KPR lebih rendah dari suku bunga kredit yang lain dimana suku bunga KPR property sudah di subsidi oleh pemerintah serta persyaratannya dipermudah oleh Bank yang ditunjuk oleh Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) RI.
Pengusaha Property Aceh Tengah PT. Pranca Porindo saat ini sudah memasarkan Perumahan Petor Gayo Indah Takengon bahkan sudah beberapa keluarga yang menempati perumahan yang dibangunnya sejak tahun 2012, lokasi Perumahan Petor gayo Indah berada di kampung Empus Talu Kecamatan Bebesen Aceh Tengah.
Ir. Ampera G, MT menyampaikan kesulitan mencari lokasi lain untuk lahan pembangunan perumahan berikutnya, jika perumahannya sudah habis terjual nantinya.
Perencanaan pembangunan perumahan yang baru akan sulit dilanjutkan di lokasi yang lain karena tidak mudah mencari lokasi yang strategis di seputaran kota Takengon. Prinsip sebuah komlek perumahan harus ada lahan minimal 5000 meter, jika kurang dari ukuran tersebut akan tidak dapat memenuhi standard perencanaan pembangunan sebuah komlek perumahan yang sehat. komplek peruhan harus memenuhi syarat sehat dan melengkapi fasilitas Umum seperti jalan, Listrik, Air Bersih dan lahan hijau.
Tanah di Takengon rata-rata tanah pruduktif dan sempit artinya jarang ada pemilik tanah yang luas akibatnya harga tanah luar biasa mahal sehingga jika kita beli tanah yang luasnya di bawah 3000 M2 dan harga tinggi sudah tidak memungkinkan lagi untuk di buat sebuah Property.
Alternatif komlek yang cocok adalah di lahan perbukitan yang tidak pruduktif tetapai kesulitan memenuhi syarat kelengkapan fasilitas umumnya seperti air bersih dan jalan, terkecuali pemerintah daerah bisa shering menyediakan sarana air bersih dan sarana Jalan ke komlek yang akan kita rencanakan.
Ini sebuah Dilema bagi pengusaha Property di daerah ini. Masyarakat meminati Perumahan cukup besar di Takengon hanya saja daya belinya masih Rendah karena kebanyakan para calon pembeli sudah terikat kredit atau mengambil Kredit di Bank. Sedangkan para wiraswasta juga masih mengandalkan modal usahannya dari pinjaman Bank.
Hasil pengamatan dari daftar kunjungan calon pembeli di perusahaan peminatnya cukup banyak hanya saja terkendala bahwa para calon pembeli terdeteksi sudah mengambil kredit pada Bank lain.
Selama ini sebahagian besar masyarakat kita menganut pola hidup yang komsumtif sehingga banyak kredit macet di Aceh Tengah, hal ini terpola karena manajemen keuangan dan rencana bisnisnya tidak sempurna sehingga uang yang di miliki tergunakan tidak pada tempatnya.
Banyak masyarakat masih mengutamakan kebutuhan skunder dari pada kebutuhan Primer sehingga disaat waktu tertentu baru terasa bahwa salah menggunakan uang. salah satu contoh banyak masyarakat yang mengutamakan membeli mobil mewah dengan kredit dari pada memiliki rumah sendiri dengan cara kredit juga, padahal harga jual mobil pasti turun sedangkan nilai jual rumah pasti meningkat dari tahun ke tahun.
Perlu merubah Pola pikir (Menset) dalam penggunaan modal atau Investasi untuk lebih diperhitungkan, jika selama ini menganut pola hidup yang komsumtif sebaiknya kita rubah menjadi pola hidup yang efisien dan konstruktif sehingga perencanaan kebutuhan dan bisnis plan kita dapat terkendali atau terukur. Salam (Ir. Ampera, MT)
Anda bisa ekses di situs kami http://www.petorgayo akan anda lihat syarat-sayarat kredit maupn hal yang lain tentang informasi Property. terimakasih pak Syahruddin.