Banda Aceh | Lintas Gayo – “Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Aceh sedang menyelesaikan empat Dokumen pendirian ISBI Aceh pada anggaran 2013 ini, dari Lima belas dokumen yang harus disiapkan. Sedangkan dua Dokumen telah selesai dilaksanakan, yakni Dokumen RPPS dan Penerimaan Mahasiswa Baru. Empat Dokumen yang sedang di godok di Grand Rocky Hotel Bukittinggi dari 19-23 Agustus 2013 adalah Dokumen Fakultas Budaya yang terdiri dari Prodi Sastra Indonesia, Prodi Kuliner dan Prodi Fashion. Ditambah dengan Dokumen Sosialisasi, Diseminasi dan Promosi”. Tutur Ketua Pelaksana Pendirian ISBI Aceh, Sulaiman Juned, S.Sn., M.Sn. Ketika ditemui di sela-sela persiapan dokumen tersebut (21/8)
Sulaiman Juned, menambahkan “seluruh dokumen ini harus tuntas di awal September 2013. Jika seluruh dokumen selesai dikerjakan, maka tinggal dokumen tanah yang harus diselesaikan. Tanah telah dijanjikan oleh pihak Pemda Aceh Besar, tempatnya di Kuta Malaka. Baru saja saya berkomunikasi lewat handphone dengan Wakil Bupati Aceh Besar, Drs. Sjamsul rizal, M.M yang bahwasannya aka ada pertemuan pada tanggal 5 September di Kantor Bupati Aceh Besar untuk membicarakan perihal dokumen tanah. Doakan saja agar izin pendirian dapat dikeluarkan oleh pihak DIKTI jika tanah telah tuntas pengurusannya.” Ungkapnya.
Prof. Mahdi Bahar, S.Kar., M.Hum Rektor ISI Padangpanjang sebagai penanggung jawab dalam pendirian ISBI Aceh mengatakan “Pendirian ISBI Aceh ini sesungguhnya sudah dapat dikatakan final. Dokumen-dokumen pendukung yang menunjang untuk kelengkapan telah selesai dikerjakan dalam tahap kedua ini. Jadi, panitia hanya menunggu dokumen tanah yang akan direalisasikan oleh pihak Pemda Kabupaten Aceh Besar agar izin pendirian dapat kita kantongi dari DIKTI” Tuturnya.
Mahdi Menambahkan, “jika izin pendirian telah keluar, maka ISBI Aceh tahun depan 2014 telah dapat menerima mahasiswa baru. Sambil melakukan persiapan pembangunan Gedung dan persiapan peralatan operasional pembelajaran, dapat dilakukan proses belajar mengajar, sebab gedung sementara untuk perkuliahan telah kita pinjamkan pada Universitas Syiah Kuala, yaitu di Gedung eks Sekolah Guru Olahraga (SGO) di jalan Goheng Seutui Banda Aceh” Paparnya. (Rel/Sai)
sungguh sayang uang rakyat. dua tahun dihabiskan hanya untuk buat dokumen ini-itu. begitulah kalau kerja “mencari mudah saja” di tanah orang, jadi belepotan hingga habis anggaran hanya untuk beli tinta, kertas dan tiket kapal terbang. Sungguh miris rakyat aceh, kami sayang kalian. Atas nama kalian mereka bekerja. ‘bekerja untuk Aceh” semboyan harga mati
Rancak bana tuah, ambo urang bukik tinggi tingga lam jam gadang (gadang cek urang padang/godang cek urang payakumbuahh). Ahaaaa