Oleh : Vera Hastuti, M.Pd
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk membina kepribadian seorang anak agar sesuai dengan norma-norma atau aturan yang berlaku di dalam masyarakat.
Orang tua adalah pemberi pendidikan yang paling dasar pada seorang anak. Pada hakikatnya, keluarga adalah tempat pertama proses berinteraksi antara anak dan orang tuanya. Di dalam lingkungan keluargalah awal mula seorang anak mengenal pendidikan terutama pendidikan agama. Sehingga, Orang tua adalah orang yang sangat berperan penting sebagai pendidik seorang anak terutama akhlak dan moral.
Keluarga adalah lingkungan yang sangat berperan dalam rangka melakukan sosialisasi nilai-nilai pendidikan. Meskipun lembaga-lembaga pendidikan formal dari tingkat dasar sampai ke jenjang yang paling tinggi semakin hari semakin banyak, dan menjanjikan fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan yang bermutu dan tenaga pengajar lulusan perguruan tinggi dengan nilai yang baik. Namun peran keluarga dalam mentransformasi nilai pendidikan terutama akhlak dan moral tetap tidak tergantikan.
Peran keluarga dalam hal menanamkan nilai-nilai moral sebagai pendidikan yang paling utama adalah hal yang mutlak. Bahkan bisa dikatakan bahwa tanpa keluarga, nilai-nilai pengetahuan yang didapatkan di bangku meja formal tidak akan ada artinya sama sekali.
Namun, kenyataannya saat ini adalah sebagian besar orang tua menganggap bahwa sekolah adalah pemegang kunci kendali utama keberhasilan pendidikan anak-anaknya. Orang tua modern saat ini lebih mau menyediakan anggaran pendidikan yang besar untuk kemajuan pendidikan sang anak dari pada terjun langsung mendampingi anak-anaknya di dalam keluarga. Sehinga, sering kali fungsi orang tua sebagai lingkungan pertama dan utama dimana anak berinteraksi dan mendapatkan nilai moral yang paling utama sering sekali terabaikan.
Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. pendidikan yang diperoleh seseorang disekolah adalah pendidikan yang telah dirancang secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat atau sering disebut dengan kurikulum. Pendidikan sekolah bertanggung jawab untuk mempertahankan nilai-nilai budaya masyarakat dan membentuk kesejatian diri seorang anak sebagai manusia. Tapi perlu diingat sekolah hanya diberi tanggung jawab untuk mendidik anak-anak secara intelektual. Sedangkan tanggung jawab moral ada di tangan orangtuanya.
Peran keluarga dalam rangka mengemban misi-misi pendidikan tidak bisa diabaikan. Di dalam keluarga tercermin jalinan kasih dan sayang dengan ikatan emosional yang kuat. Keluarga merupakan cetak biru (blue print) akan menjadi apa seorang anak kelak. keluarga merupakan institusi pendidikan pertama dan utama, kemudian baru dilengkapi dengan nilai-nilai pengetahuan yang didapatkan dari bangku sekolahan. Keluarga adalah cikal bakal pendidikan akhlak dan moral anak. Lingkunganlah yang pertama kalinya menempah pendidikan akhlak seorang anak. Sekolah hanyalah wadah yang memberikan pendidikan nilai-nilai karakter yang sifatnya intelektual, sedangkan lingkunganlah yang menanamkan nilai-nilai tersebut pada seorang anak agar terus tumbuh dan melekat kuat pada diri seorang anak.
Yang perlu kita ingat adalah, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, keluarga, masyarakat dan sekolah. Sehingga orang tua tidak boleh menganggap bahwa pendidikan anak hanyalah tanggung jawab sekolah. Orang tua tidak bisa hanya membebankan pihak sekolah dalam urusan pembentukan karakter, dan segala hal yang menyangkut pendidikan. Justru orang tua lah yang sangat menentukan kepribadian anak, sekolah hanya membantu mengarahkannya supaya anak terbekali pengetahuannya dan menjadi manusia yang cerdas.
Guru SMAN 1 TAKENGON, Tinggal di Jalan Sengeda, Takengon *)