Takengen| Lintasgayo.com- Puluhan pelajar dari SMKN 3 Takengon nyaris terlibat bentrok dengan siswa dari MAN I Takengon akibat isu pemukulan yang terjadi Sabtu, (14/9/2013).
Dikabarkan, seorang siswa SMKN 3, dipukuli puluhan siswa dari MAN I disebuah bus angkutan, saat akan menuju arah Bener Meriah.
Akibat isu tersebut, puluhan pelajar menyantroni sejumlah siswa MAN I yang berada diluar komplek sekolah, disekitar kampung Kemili, Kecamatan Bebesen.
Sempat terjadi ketegangan antar siswa, namun kemudian sejumlah aparat dari Mapolres setempat yang mendapatkan informasi ini, langsung mengejar siswa SMKN 3 dengan sejumlah kendaraan. Sehingga para para pelajar sekolah kejuruan tersebut kocar-kacir keberbagai tempat.
Sejumlah polisi dari Satlantas Polres Aceh Tengah akhirnya berhasil berdialog dengan tiga orang siswa SMKN 3, untuk menyelesaikan masalah ini dengan beraudiensi dikantor kepala sekolah MAN I Takengon.
Kepala Sekolah MAN I Takengon, Ihsan Fahri yang ditemui wartawan, enggan memberikan komentar terkait hal ini.
“Kita sedang mencari upaya solusi, kalau bisa jangan diekspos, ini hanya salah paham,” ujarnya singkat.
Tidak puas mendapatkan jawaban, wartawan media ini lantas menuju Sekolah darurat SMKN 3 Takengon, di halaman lapangan Musara Alun Takengon.
Disana didapati, puluhan siswa tengah diberikan arahan oleh sejumlah aparat kepolisian dan Kepala sekolah beserta dewan guru.
Kapolres Aceh Tengah, AKBP Artanto SIK, melalui Kasat Sabhara Iptu Suprihadi, kepada wartawan menjelaskan, pihaknya telah mendapatkan seorang provokator, yang merupakan eks siswa SMKN 3 Takengon yang telah dipindahkan ke salah satu sekolah kejuruan di kota yang sama.
“Mereka sebut, ada anak kelas satu SMKN 3 yang dipukul oleh siswa MAN I, kita akan mencari kebenarannya, dan ini tidak boleh berlarut” ujar Suprihadi.
Penelusuran Lintasgayo.com, seorang siswa SMKN 3 yang disebut-sebut dikeroyok oleh siswa MAN I ternyata bernama Satria. Saat diminta kebenaran mengenai hal tersebut, ia hanya mengatakan, hanya kerah bajunya ditarik.
“Tidak benar saya dipukul, saat perjalanan pulang ke Singahmulo (Bener Meriah-Red), didalam BUS angkutan, saya diancam siswa MAN I, mereka tanya siapa andalan saya di sekolah, mereka menarik kerah baju saya,” paparnya.
Sebelumnya, wartawan lintasgayo.com sempat mencari tahu siapa siswa yang dipukul sebenarnya, tidak satupun siswa yang mengetahui. Diantara mereka yang ditanya hanya mengatakan, “Kabarnya babak belur wajahnya, dikeroyok dua puluh orang,”. Namun saat ditanya siapa orang itu, mereka hanya menggeleng kepala.
Selanjutnya, wartawan media ini sempat mengkonfirmasi Kepala Sekolah SMKN 3 Takengon, Aldi Munardi, yang sedang memberikan arahan kepada para siswanya.
Dikatakan Aldi, pagi hari ratusan siswanya sempat melakukan protes kepihak sekolah terkait ruangan praktek kejuruan, “Kami kira setelah mereka meminta ruangan praktek, mereka pulang ramai-ramai. Ternyata kami dapati sedang dikerjar polisi, kami baru tahu masalah ini sekarang,” jelasnya.
Terkait hal ini, sejumlah warga disekitar jalan Lembaga, Kampung Kemili merasa resah atas kejadian ini. Wen misalnya, seorang warga kampung tersebut mengaku, telah mempersiapkan balok kayu apabila bentrokan antar siswa terjadi.
“Kami terkejut, kok ada orang berpakaian sekolah kejar-kejaran, kami siaga, mana tau kami juga diserang,” tegasnya. (Tenemata/LG)