by

Dua Kasus Korupsi Belum Ada Titik Terang

BENARKAH ada dua kasus dugaan korupsi di Aceh Tengah, yang sudah lama diuber pihak kepolisian, namun sampai kini belum ada titik terang? Publik bertanya, kapan Polres Aceh Tengah bisa membuktikan dugaan dua  kasus  korupsi Ketapang dan PNPM. Bola panas itu masih berada di pihak kepolisian.
Nama Ketapang mencuat, bukan karena obsesi Pemda Aceh Tengah yang menyulap kawasan hutan belukar di Kecamatan Linge ini menjadi area peternakan. Namun di sana ada dugaan korupsi. Anggaran 2011, nilainya cukup besar Rp 7,5 milyar bersumber dari dana Otsus, ditengerai berbau korupsi.

Siapa yang terlibat?  Sejak awal tahun 2012 pihak Polres Aceh Tengah sudah “melirik” kasus Ketapang untuk pengadaan  1.156 ekor bibit sapi bali. Walau tim audit dari BPKP sudah turun ke Gayo, namun sampai kini kasus dugaan korupsi ini statusnya masih dalam pemeriksan saksi dan pengumpulan bahan.
“Untuk kasus Ketapang, masih ada beberapa saksi lagi yang diambil keterangannya. Kasus ini wajib tuntas dalam tahun ini,” sebut Kapolres Aceh Tengah, AKBP. Artanto, menjawab Waspada, Jumat (28/9), via black berry message (BBM).

“Kami minta masyarakat bersabar, karena mengungkapkan kasus korupsi, bukan hanya membutuhkan kejelian dan bukti pendukung yang lengkap, keterangan saksi, keterangan ahli dan faktor pendukung lainnya. Namun membutuhkan waktu,” sebutnya.

Saksi yang sudah diminta keterangannya untuk  kasus Ketapang sudah lebih dari 100 orang. Bukti pendukung juga sudah hampir final. Semoga masyarakat bisa bersabar, dalam tahun ini harus tuntas, sebut Kapolres.
Kasus ini semakin hangat, ketika Absardi, kepala Dinas Peternakan Aceh Tengah, mundur dari jabatannya. Walau penanggungjawab proyek ini berada di Provinsi, namun mundurnya Absardi sempat menjadi isu menarik. Mantan Kadis Peternakan ini, ikut mengawasi dan menjalankan proyek pengembangan sapi, walau dananya dari Otsus.

Perbincangan semakin menarik,  setelah Nasaruddin (bupati) dan Khairul Asmara (wakil bupati), juga memberikan keterangan ke polisi, sebagai saksi dalam kasus dugaan Tipikor ini. Dua petinggi di Gayo itu memberikan keterangan sebagai saksi.

Menanggapi asumsi yang beragam itu, Absardi, menjelaskan, dia memang minta mundur dari jabatan kepala dinas, namun tidak ada hubungannya dengan persoalan Ketapang, tidak ada sangkut pautnya dengan politik.“Saya sudah lama sakit, dan saya mau fokus berobat. Kalau persoalan Ketapang tidak ada masalah, karena kita lengkap administrasi pertanggungjawabannya. Dananya juga dana Otsus,” sebut Absardi, menjawab Waspada.

Hingga kini kasus Ketapang, belum ada yang dijadikan sebagai tersangka. Namun Kapolres Aceh Tengah bertekad dalam tahun ini kasus itu harus tuntas. Kinerja Polisi sedang dinanti masyarakat.

PNPM

Bagaimana dengan kasus PNPM anggaran 2008-2010? Pihak Polres Aceh Tengah telah mendapatkan bukti lengkap tentang kasus penggelapan dana bersumber dari Wold Bank ini. WD Terduga penggelap dana PNPM, selaku Forum Kecamatan (FK) Silih Nara, sudah mengakui perbuatannya.

Semula kerugian negara ditaksir Rp 778 juta. Namun setelah dilakukan cros cek dan pemeriksaan, dana yang ditaksir sebagai kerugian negara berkisar Rp 300 juta lebih. Tim BPK sudah turun, hanya menunggu hasil audit, untuk dijadikan bukti bagi penyidik Tipikor.

“Kasus PNPM kita akan kembangkan lagi lebih mendalam dengan mengumpulkan keterangan sejumlah saksi lainnya. Memang belum kita tetapkan tersangka,” sebut Kapolres Aceh Tengah.

Dampak dari dugaan penggelapan ini, dana PNPM untuk kecamatan Silih Nara nyaris mengorbankan masyarakat di kecamatan ini. Pihak world bank menghentikan pemberian dana, sebelum kasus tersebut ada titik terang. Namun setelah kasus tersebut diproses pihak kepolisian, dan sudah menunjukkan titik terang, walau belum menetapkan tersangka, ahirnya donator dana PNPM ini kembali memberikan bantuan.

Dua kasus dugaan korupsi ini, masih mengendap di pihak Kepolisian. Masyarakat menanti janji Kapolres yang akan menuntaskan kasus tersebut dalam tahun ini. Mampukah pihak penyidik memenuhi janjinya?.  Bahtiar Gayo. (Waspada edisi, selasa 1 Oktober 2013

Comments

comments

News