Oleh : Faisal Asyri Maida*
Gayo
Gayo…
Kau penuh dengan adat…
Kau sirami kami dengan semangat…
Hutan rindang yang penuh dan lebat…
Membuat kami merasa hebat..
Walau berada di tempat terpencil…
Walau kotanya kecil-kecil…
Namun semangat tak pernah labil…
Kabut menutupi perjalanan…
Badai menutupi impian…
Tapi semua itu tak akan terhalang…
Bila kami lalui dengan semangat juang…
Oh Gayo…
Kami tak akan lupa..
Walau kami sudah tua…
Kami akan selalu ada..
Untuk gayo tercinta…
Cobaan Gayo
Tenanglah negeriku..
Tenanglah kampung halaman ku..
Ku tau kini kita sedang di dera musibah yang tak berkehabisan..
Ku tau semua orang takut dengan hujan yang tak kunjung jadi awan..
Kini gayo telah hancur di timpa gempa..
Langit mendung seakan menggambarkan kepedihan..
Hujan pun turun menambah kesedihan..
Tubuhku bergetar melihat semua ini..
Seakan semua akan pergi ..
Meninggalkan sebuah janji..
Yang tak kunjung di tepati..
Ku harap matahari terbit bersama impian..
Ku harap turun bersama harapan..
Terang pun telah berubah menjadi gelap yang tak jelas..
Perasaan pun berubah menjadi harap-harap cemas..
Kutuliskan puisi ini di selembar kertas…
Untuk mewakili perasaan masyarakat luas..
Tuhan Lihatlah Aku
Tuhan lihatlah aku..
Gempa telah terjadi di tanah air ku..
Telah menghancurkan rumah ku..
Meretakan jiwa ku..
Membawa harapan ku..
Ditambah lagi kau ambil orang tua ku..
Kini di mana aku bisa tinggal..
Kampung ku pun telah terjal..
Dengan siapa aku tinggal..
Saudara ku pun telah meninggal..
Api pun kini telah padam..
pertanda gempa telah selesai..
Kini harus mengulang dari awal..
Agar harapan dapat tercapai..
Walau kini tinggal sebatang kara..
Tuhan pasti selalu ada..
Tuk melihat hamba-hambanya..
Yang ingin berusaha..
Faisal Asyri Maida adalah Seorang Pelajar SMAN 1 TAKENGON