Lintas Gayo – Takengen | Sejumlah insiden terjadi saat seribuan masa pengunjuk rasa yang dimotori Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Takengon beserta masyarakat dari empat kecamatan di Aceh Tengah mendatangi kantor DPRK untuk meminta kejelasan dana rehab rekon gempa Gayo, Selasa (21/1/2014).
Insiden tersebut antara lain, kedatangan sejumlah calon legislatif dari berbagai parpol ke gedung DPRK tanpa diundang. Bahkan seorang diantaranya berani memegang mikropon disaat suasana mulai tegang, karena massa yang tengah bosan menunggu kedatangan Bupati Aceh Tengah Ir Nasaruddin MM yang tak kunjung tiba, sejumlah pendemo yang merasa gerah, akhirnya melemparkan oknum caleg tersebut dengan botol air mineral dan benda lainnya.
Bahkan salah satu lemparan itu mengenai bagian kepala caleg partai golkar tersebut, beruntung benda yang dilemparkan bukan benda keras atau benda tajam. Pengunjuk rasa juga menyoraki pelaku secara beramai-ramai sambil memberikan isyarat agar segera menyerahkan mikropon kepada pihak yang berkepentingan.
Peristiwa lainnya, sejumlah pendemo yang belum mendapatkan jawaban dari pihak berkepentingan, merusak sejumlah tong sampah dan membanting asbak rokok diruang sidang DPRK, saat pendemo menduduki ruang tersebut. Hal ini nyaris memancing suasana demontrasi menjadi memanas.
Insiden berikutnya terjadi saat massa berpindah dari gedung DPRK ke halaman kantor bupati, setelah menunggu lama, Bupati Nasaruddin yang menurut informasi baru melaksanakan shalat dzuhur di masjid agung Ruhama, akhirnya tiba di depan kantornya. Pak Nas langsung masuk menuju ruang kerjanya.
Tidak lama kemudian, massa diminta oleh sejumlah pihak untuk kembali menuju gedung dewan. Merasa perlu mendapat jawaban, merekapun memenuhi permintaan tersebut, meski mereka tampak kecewa.
Berikutnya, peristiwa lain yang memancing reaksi pendemo terjadi diruang sidang DPRK. Seorang alumni HMI diamankan polisi setelah mengingatkan seorang pendemo yang berbicara tidak sopan dan tidak terarah saat sedang berlangsung penyampaian aspirasi kepada sejumlah pihak. Situasi sempat memanas, aparat yang berada dilokasi itu pun mengamankan orang tersebut, hingga akhirnya audiensi kembali dilanjutkan.
Unjuk rasa ini sendiri dikawal puluhan aparat berseragam dan polisi yang berpakaian preman. Meski suasana audiensi sempat tegang, usai mendapat jawaban, massa pada akhirnya membubarkan dengan tertib membubarkan diri.
Informasi yang diperoleh, seribuan pendemo itu berasal dari Kecamatan Ketol, Kute Panang dan Kecamatan Kebayakan serta Bebesen dan masyarakat dari kecamatan lain yang terkena dampak gempa Gayo 2 Juli 2013 lalu. (Tenemata)