Kalah Bermartabat, Menang Rendah Hati

Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*

Husaini Muzakir_1“Jika kalah dalam sebuah kompetisi maka kalahlah dengan bermartabat

Dan jika Menang dalam sebuah kompetisi maka menanglah dengan rendah hati”

Alhamdulillah telah usai Pemilu Umum (PEMILU) pemilihan untuk Anggota Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), semoga tetap berada dalam keadaan tenang dan damai sampai mengetahui siapa pemenangnya dan pantas menuju gedung anggota dewan.

Bagi calon legeslatif telah memberikan seluruh cara terbaiknya untuk bisa memikat hati rakyat, berbagai macam ide dan strategi telah dilaksanakan  serta dana melimpah  ruah juga telah dikeluarkan dari isi dompet baik itu dana pribadi maupun dana pinjam dari saudara-saudaranya.

Pemilu ini ibarat sebuh kompetisi pasti ada yang kalah dan ada yang menang, bagi yang kalah harap bersabar tingkat tinggi, mungkin jabatan itu belum bisa digenggam karena Allah  belum menghendaki bagi yang kalah untuk menjadi seorang pemimpin dan jika Allah menghendaki maka suatu saat nanti pasti akan menjadi pemimpin juga. Bagi yang kalah supaya menerima kekalahan itu dan terimalah kekalahan dengan bermartabat itu lebih baik daripada menang tapi  penuh dengan kecurangan.

Namun ada satu permasalahan jika gagal menjadi anggota dewan yaitu “STRES dan DEPRESI”. Dikutip dari detik.com jika caleg tidak menang maka akan ada caleg yang mengalami stress dan depresi. Kata Prof Syamsul bagi caleg yang gagal maka akan  mengalami kecemasan dan deprsi. Kelihatan cemas karena kan dia terlanjur janji (pada pendukungnya), kadang sampai murung, ungkap Prof Syamsul ketika dihubungi detikHealth, selasa (8/4/2014).

Pada pemilu 2009, sebanyak 7.376 caleg menjadi stress lantaran gagal menjadi anggota dewan. Menurut data dari kementerian kesehatan, caleg stress untuk DPR-RI sebanyak 49 orang, DPRD I sebanyak 496 orang, DPD 4 orang dan caleg DPRD II sebanyak 6.827. detik.com

Kita berharapa tidak ada caleg yang mengalami stres dan depresi khususnya caleg yang berasal dari dataran tanah tinggi Gayo ini.

Dan bagi yang menang maka bersyukurlah atas jabatan yang segera akan di amanahkan, dan itu juga merupakan kehendak Allah telah  memberikan jabatan kepada yang  menang. Jika menang maka menanglah dengan rendah hati. Semoga dengan jabatan  itu bisa memperjuangkan hak rakyat sesuai dengan janj-janji kampanye dulu dan merupakan sebagai suatu ibadah sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana.

*Penulis: Kompasiana, Kolumnis LintasGayo.com dan Remaja Masjid Kota Banda Aceh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.