Redelong | Lintas Gayo- Sekelompok gajah liar dalam beberapa hari terakhir kembali berulah di Dusun Bintang Padi, Singah Mulo, Kec. Pintu Rime Gayo, Bener Meriah.
Selain hektaran lahan pisang, kelapa, pinang dan sukun dirusak, warga setempat juga mulai cemas dan resah. Mereka meminta pihak terkait untuk segera turun tangan, menghalau aksi gajah guna menghindari hal-hal tak diinginkan.
Hal itu diutarakan Syaridin Hasyim, warga Dusun Bintang Padi, Bener Meriah kepada Waspada Kamis (30/10) via selular. Menurutnya, mengganasnya aksi hewan berbelalai itu juga membuat sebagian petani mulai mengungsi, meski masih ada diantaranya terpaksa menetap, lantaran tidak tahu harus mandah ke mana.
“Gangguan gajah ini sudah sangat mengkhawatirkan kami. Semalam (Rabu malam-red) saja sekitar 10 ekor gajah berkeliaran di pekarangan rumah saya. Jaraknya hanya tinggal 15 meter,” sebut Syaridin.
Dia memprediksi, hewan tersebut merupakan gajah-gajah yang sebelumnya sempat meganggu dan mengganas di kampung terdekat seperti; Jalung dan Sogong. Namun, kemudian pindah tempat setelah diusir dan digiring warga dari sana.
“Ulah gajah ini membuat warga belum berani beraktifitas di kebun. Malah, sudah ada warga mandah untuk sementara waktu. Yang menetap hanya tinggal 4 KK (kepala keluarga) lagi di dusun ini,” jelas mantan wartawan Waspada era ’80-an ini.
Camat Pintu Rime Gayo, Bener Meriah, Muchtar, dihubungi terpisah, membenarkan tentang adanya aksi gajah di Bintang Padi yang kini kondisinya telah meresahkan masyarakat setempat.
“Benar laporan masyarakat sudah saya terima dan hal ini telah kami laporkan ke pimpinan (bupati). Kami juga akan secepatnya ke lokasi guna mengkroscek dampak dari amukan gajah ini,” sebutnya.
Muchtar juga berharap masyarakat tetap bersemangat dan bersabar sembari menunggu upaya penangganan yang akan dilakukan pemerintah daerah. ” Selain dengan pimpinan daerah, kita juga sudah koordinasikan persoalan ini dengan pihak terkait lainnya, termasuk dinas perkebunan Bener Meriah. Semoga secepatnya masalah gajah ini bisa teratasi.
Maraknya aksi gajah yang terkesan tanpa solusi, khususnya di Pintu Rime Gayo, membuat masyarakat kian tak berdaya. Mata pencaharian warga dari bidang pertanian mulai tak bisa diharap lantaran di rusak gajah dan mayoritas petaninya tak berani turun ke ladang.
“Sudah berulang kali masalah ‘kontak’ gajah dan warga ini terjadi. Hal ini berdampak buruk bagi masyarakat. Sumber ekonomis mereka sudah banyak yang hilang. Dari itu, saya berharap Gubernur Aceh juga untuk tanggap dan dapat turun tanggan mengatasinya,” tambah camat Pintu Rime Gayo ini.
Apalagi lanjut Muchtar, diduga kuat penyebab utama ‘serangan’ gajah ini lantaran maraknya penebangan pohon (illegal loging) di hutan perbatasan antar empat kabupaten di Aceh. Sehingga menyebabkan habitat gajah mulai berkurang dan terusik. (c.b09/Waspada edisi Jumat (31/10/2014)