Takengen | Lintas Gayo – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh Tengah Sangat menyesalakan pernyataan salah seorang anggota DPRA Bardan Sahidi, yang cukup “menghina” mahasiswa dari organisasi KAMMI, di gedung ops. Room sekdakab Aceh Tengah dalam acara Bimtek tanggal 18 april 2015. “bardan mengatakan KAMMI layaknya diganti muslim menjadi muslimah dengan alasan karena lebih banyak pengurus perempuan dari laki-laki.
Irwanto, Ketua KAMMI sangat menyayangkan anggota dewan yang latah berbicara itu. Selayakanya sebagai pemimpin harus memberi contoh yang baik kepada mahasiswa jika lagi memimpin bukan kemudian malah mematikan potensi mahasiswa sebagai calon pemimpin daerah dan bangsa dengan mengejek dan menajatuhkan mental anggota saya di KAMMI. Awal mulanya ketika salah seorang kader KAMMI ingin bertanya tentang materi tiba-tiba dengan serta merta bardan langsung mengjustice dan mementahkan pertanyaan kepada anggota saya tersebut dengan ungkapan “itu sudah saya jelaskan saya tidak mau lagi menjelaskan, KAMMI di ganti saja muslim dengan kesatuan aksi mahasiswa muslimah Indonesia, dengan enaknya bardan membuat malu kader saya di forum yang resmi tersebut. Memang apa yangg sudah Bardan beri untuk kami? Yang ada hanya pencintraan setiap hari di Aceh Tengah dan Bener Meriah. Padahal kalau kita runut pada pemilihan legislative 2014, bardanpun memanfaatkan jasa ibu-ibu sehingga bisa duduk di ibu kota provinsi. ganti saja nama bardan dengan bardani sahidini karena didukung oleh ibu-ibu.
Irwan menyadari untuk organisasinya kita lagi berproses karena KAMMI untuk di tanoh gayo kita lagi terus belajar untuk menjadi organisasi yang sempurna. KAMMI di Aceh Tengah sangat kecewa dengan ungkapan bung bardan terhormat itu. Terima kasih atas jasamu. sering-seringlah berkata demikian agar engkau kembali duduk menjadi wakil rakyat yang akan dihormati orang-orang di Gayo. Bardan sahidi tak sadar bahwa ketika menjelekkan nama KAMMI Aceh Tengah berarti bardan telah melukai seluruh pengurus KAMMI di Indonesia dari Aceh sampai Papua. Padahal untuk di Aceh mulai dari pengurus Komisariat, Pengurus Daerah, Pengurus Wilayah sampai Pengurus Pusat memiliki kesamaan gerak. Seperti di Banda Aceh, pengurus Wilayah Provinsi Aceh sangat kompak sampai ke daerah.. maunya tau diri dong.
Kok anggota dewan bicara seenaknya dengan congkak dan sombong, seperti tidak pernah susah dan pernah jadi mahasiswa aja. cerminini diri dulu tidak menganggap paling cerdas. Boleh cerdas tapi harus beretika dan beradab agar kritik anda kami jadikan konstruktif bukan sebaliknya, sekalian wakil rakyat itu harus minta maaf atas ungkapan yang tidak bertanggung jawab itu. KAMMI juga menyampaikan kepada pimpinan DPRA di Aceh untuk menasehati anggotanya, Bardan Sahidi untuk tidak mengulangi perbuatannya itu bukan hanya untuk KAMMI tapi juga untuk organisasi lainnya yang ada di Aceh. demikan pres release irwanto, SE Ketua KAMMI Aceh Tengah, Takengon, (19/4/2015). (Rel)
“mengkerdilkan” organisasi yang besar didepan forum organisasi pemuda lain rasanya kurang bijak, wajar saja anggota KAMMI yg masih memiliki darah “panas” emosi. sebaiknya semua pihak harus belajar menjadi orang bijak.
CANDAAN bisa jadi petaka…
tidak semua orang dapat menerima candaan kita…
sebagian orang menganggap itu sebagai hinaan…
Jadi kite turah hati2 ike male besene..
engon isi ton te besene…