Takengen | Lintas Gayo– Belum sempurna kembali ke kampung halaman bila belum bertemu dengan Frengki. “ Ayo kita cari Frengki, dimana dia biasanya ngumpul. Saya mau ngajaknya minum,” sebut Lettu. Fitra RS, Danki Raider 112 Kodam Iskandar Muda, kepada Lintas Gayo.
“Rugi kita ke Takengen bila tidak bertemu dengan manusia yang polos dan lucu ini. Bertemu Frengki kita plong, hilang stress. Jangan sudah jadi Danki dan menyandang pangkat, terus manusia yang hidup tanpa beban ini, kita lupakan,” sebut Fitra sambil meminta Lintas Gayo menyetir mobil.
Frengki sang “selebriti” Gayo, biasa ngumpul di caffe, di ASA Blang Kolak 1 dan WRB Coffe depan BRI Takengen. Ketika kami ke depan BRI Takengen, ternyata Frengki lagi duduk berkumpul dengan sejumlah aktifis dan tokoh politik di Gayo Lut.
Frengki manusia tanpa beban walau memiliki kekurangan, terlihat duduk santai. “ Halo Frengki,” sapa Fitra, Danki 112 Raider Kodam Iskandar Muda. “ Kamu tentra ya. Dah sok ya, mana rokok sebatang,” sebut Frengki membalas ucapan Fitra.
“Udah makan?” Tanya Fitra. Kebetulan Fitra tidak merokok, sehingga permintaan Frengki untuk diberikan rokok dan disulut apinya, tidak dipenuhinya, Frengki mendapatkan rokok dari mereka yang duduk di warung, bahkan bukan satu orang yang akan menyuguhkan rokok ke Frengki.
Fitra ahirnya duduk dengan Frengki dan memperhatikan manusia yang polos ini makan. “Di mata tuhan belum kita yang diberikan kesempurnaan tubuh, justru lebih mulia dari Frengki. Bisa jadi di mata Allah Frengki justru lebih baik,” sebut Fitra.
Penduduk Blang Kolak 1 ini, makan dengan lahapnya, dia tidak peduli di kanan dan kirinya. Walau semua manusia yang melihatnya pasti mengenalnya. Bagi warga Takengen, Bener Meriah, mayoritas mengenal Frengki.
Manusia yang bersahaja, tidak pernah menggangu manusia lainya. Manusia yang selalu hadir ditempat keramaian, baik dalam suka dan duka. Bahkan ada kalanya Frengki menjadi manusia penghibur di saat sedang penat.
Penulis sempat teringat ketika aksi demo di DPRK, para pendemo sudah panas. Namun ketika masuk waktu istirahat, justru Frengki yang memegang mikropen. “Ibu-ibu, bapak-bapak enti keroh,” suara Frengki menggema di loud spekar.
Spontan terdengar tawa riuh menghilangkan sejenak aksi demo, bahkan aplusan tepuk tangan menggemuruh. Salah seorang pendemo mewawancarai Frengki yang disebutnya sebagai bupati. “ Kune kamini pak bupati,” Tanya pendemo.
Jawaban Frengki sangat sederhena. “ enti keroh. Kite atur,” spontan yang hadir semuanya ketawa setelah Frengki mengeluarkan suara cirri khasnya.
Demikian dengan Danki Raider 112/ Kodam Iskandar Muda yang memimpin pasukanya melakukan peragaan aksi membasmi teroris di Aceh Tengah dan Bener Meriah. Fitra, putra asli Gayo ini menyempatkan diri duduk bersama Frengki, ngrobrol sejenak untuk melepaskan tawa.
“Dalam kejenuhan, Frengki adalah teman yang tepat. Belum sempurna rasanya kembali ke Gayo, bila tidak bertemu dengan Frengki,” sebut Fitra Gayo.
Untuk warga Takengen, Bener Meriah, baik pria ataupun wanita, siapa yang tidak kenal Frengki? Manusia hidup tanpa beban dan tidak menganggu manusia lainya, walau diberikan Allah ada kekurangan dalam tubuhnya. (Red LG/ Iqoni RS)
Berita Terkait : Frengki Jadi Bupati