Banyak kalangan memuji Bupati Aceh Tengah Ir.Nasarudin, atas kiprahnya mempelopori peternakan Ketapang 10 tahun silam di wilayah Ketapang Kecamatan Linge. Peternakan yang didukung pembangunan infrastrutur berskala kecil dari tahun ke tahun terus bergulir hingga tergelontorlah dana mencapai 43 M.
Maksud dari rangkain program ini tentunya untuk memberdayakan masyarakat, melalui kegiatan peternakan demi membangkitkan ekonomi rakyat, yang selanjutnya akan menambah devisa pendapatan daerah.
Hal terpenting dari upaya itu adalah memerdekakan warga dengan membuat zona Linge menjadi kawasan peternakan. Pada akhirnya diharapkan dapat menjadi contoh membangkitkan ekonomi berbasis kerakyatan.
Kita bangga tentunya bila program ini berhasil, karena Aceh Tengah kaya akan hasil alam yang dapat kita banggakan dan menjadi objek dari investor, baik hasil pertanian, peternakan serta Wisata Danau Laut Tawar yang begitu Indah.
”Namun sangat disayangkan, setelah program berjalan serta kucuran dana begitu besar yang awalnya para peternak sudah masuk menjadi warga Ketapang, hingga akhirnya peternak meninggalkan ketapang.(Serambi-3/11/2015).
Efisiensi waktu dari tahun program berjalan, hingga saat ini pemrosesan terhadap schedule dan network planning tidak berjalan, kiranya hal ini perlu kita kritisi bahwa ada apa dibalik ini?
Ini perlu analisis pola kerja yang tidak terlepas dari seorang Kepala Dinas Peternakan Aceh Tengah. Bias dari persoalan ini adalah memunculkan polemik negative dikalangan masyarakat khususnya pemerhati. membuat/mengontrol manajemen secara baik hingga begini akhirnya?, Silahkan saja merenung dan introspek diri. Kapankah kita akan mendengar bila seorang pejabat yang tidak punya kemampuan akan mengundurkan diri.
“Persoalan Ketidak berhasilan suatu program akan bermuara ke proses hukum, kita lihat saja nanti.”
Penanganan Ketapang janganlah dijadikan sebagai bisnis atau perdagangan, bila berdagang Medan (Sumut) merupakan tempatnya. Tetapi ketapang membutuhkan jiwa patriotisme dan profesionalisme, agar out put dari ide gemilang ini akan senantiasa dikenang para anak cucu kelak, amin.
Mudah-mudahan saja pilot projct yang telah dicanangkan ini untuk seterusnya dapat dibenahi, Selaku masyarakat Gayo sangat kecewa bila program ini tidak didukung seorang leadership yang ternyata tidak punya kemampuan.
Ini bukanlah diskriminasi tetapi fakta tersiar lewat media yang menyatakan KTM Ketapang ditiggalkan peternak. Perlu tanggung jawab dari seorang Kepala Dinas bila program ini Gagal. Kritikan yang bersifat membangun ini akan akan terus berlanjut bila tidak ada perubahan yang menjurus positif.
Kiranya sangat perlu dibangunan suatu wadah seperti forum penyelamat Pembangunan Daerah, sehingga kemampuan dari seorang pejabat khususya Kadis bisa terukur, dalam artian mampu atau tidak memangku jabatan menjadi seorang leadership handal.
Kami warga Gayo mendukung tindak lanjut guna penyelamatan program Ketapang dari Bapak Bupati Aceh Tengah.
Berezen.
Salam : Said Muslim warga Aceh Tengah.