Takengen | Lintas Gayo- Untuk perdana, Bur Tegele (atau lebih dikenal dengan Bur Gayo), pada lebaran tahun ini dibanjiri manusia. Lautan manusia menyesaki kawasan hutan pinus di puncak Bur Telege, Kampung Bale Takengen ini. Bertambah lagi obyek wisata andalan Gayo.
Inisiatif aparat kampung beserta pemuda di sana menyulap Bur Telege menjadi kawasan obyek wisata, banyak yang memberikan acungan jempol. Kawasan yang dulunya bersemak diantara hutan pinus ini, setelah disulap ternyata dibanjiri manusia.
Pemuda Bale tidak mengambil tiket untuk mengunjungi kawasan wisata di desauan pinus ini. Bila melihat kearah rimur terbentang Danau Lut Tawar sampai ke Kampung Bintang. Bila memandang kea rah bagian barat maka akan Nampak hamparan kota Takengen.
“Alhamdulillah ternyata inisiatif ini mendapat sambutan yang luar biasa. Setiap hari ribuan manusia datang ke sini untuk menikmati pemandangan kota Takengen dari atas gunung, serta menikmati indahnya danau Lut Tawar,” sebut Adi Bale, Reje Kampung Bale, ketika berbincang bincang dengan media ini.
Pemuda setempat yang bekerja siang malam untuk mempersiapkan lokasi obyek wisata ini, dengan berbekal swadaya dan bantuan kampung, mampu mengolah kawasan hutan pinus ini sebagai kawasan wisata alternative.
“Kami hanya mengutip uang parkir, demi keamanan kenderaan ini ya tentunya harus dijaga. Semuanya untuk ketertiban, karena lokasi parkir dipuncak ini agak sempit,” sebut Isda Risinia, ketua Pemuda Bale.
Sebelum lebaran para pemuda di sana menyulap Bur Telege yang bagian utaranya terpampang billboard “TANOH GAYO”, sehingga lebih sering disebut orang sebagai Bur Gayo. Para pemuda di sana bukan hanya membersihkan semak belukar, namun juga menyiapkan sejumlah fasilitas di atas gunung ini.
Ada ayun yang mereka ikatkan kecabang pohon pinus, ada amok, serta gantungan paying, lokasi beristirahat, serta disediakan kopi arabika Gayo.
Bur Telege ini merupakan asset masyarakat Bale, yang selama ini tidak pernah dimanfaatkan untuk obyek wisata. Namun setelah reje dan segenap masyarakat di sana menyulapnya, muncul saran dan ide kreatif dari pengunjung agar Bur Telege ini bisa dimanfaatkan secara permanen untuk obyek wisata, bukan hanya dikelola saat lebaran.
“Terima kasih saran dan masukan semua pihak, kami akan upayakan agar Bur Telege ini bisa dinikmati untuk obyek wisata secara permanen,” sebut Adi sang reje Bale, yang diluar dugaanya ternyata sambutan masayarakat luar biasa untuk menikmati indahnya kota Takengen dan Danau Laut Tawar di pandang dari atas gunung. (Iqoni RS/Red LG)