Takengen | Lintasgayo.com – Bupati Aceh Tengah, Drs. Shabela Abubakar secara resmi membuka acara Pelatihan Pembuatan Sirup Buah Terong Belanda bagi Kelompok Usaha Bersama (KUBe) di Kampung Nunang Antara, Selasa (23/06).
Acara yang dikemas dalam Tajuk Pelatihan Budidaya Terong Belanda Serta Pengolahan Hasil Panen Sehingga Menjadi Sumber Ekonomi Baru di Wilayah Takengon, merupakan Program Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau CSR PT. PLN (Persero) UIP KITSUM – UPP KITSUM 5 Proyek PLTA Peusangan 1 & 2.
Nanda Dani Andrianto, Manajer PT. PLN (Persero) UIP-UPP KITSUM 5 dalam laporannya menyampaikan bahwa, kegiatan pelatihan ini merupakan program lanjutan dari Dana CSR Perusahaan Tahun Anggaran 2019 yang berupa program pelatihan mulai dari pembibitan hingga penanganan pasca panen tanaman Terong Belanda di Kabupaten Aceh Tengah.
“Program pelatihan ini merupakan lanjutan CSR tahun lalu, dan tahun ini difokuskan dengan pengolahannya untuk menjadi sirup yang dapat dijual sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dari tanaman Terong Belanda itu”, urainya.
Nanda menyebutkan melalui program CSR tersebut diharapkan dapat ikut membantu pemerintah daerah dalam memberdayakan potensi daerah dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
“Kami berharap program ini bermanfaat dan dapat membantu pemerintah daerah serta membantu mengatasi masalah ekonomi masyarakat melalui peningkatan keterampilan”, lanjutnya.
Sementara itu Bupati Aceh Tengah, Drs. Shabela Abubakar dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada PT. PLN selaku penggagas proyek PLTA Peusangan 1&2 yang sejauh ini sangat fokus dan berkomitmen dalam mewujudkan tanggungjawab sosial perusahaannya kedalam program-program pemberdayaan ekonomi dan sosial kemasyarakatan.
Dia berharap agar ke depannya kegiatan-kegiatan dalam bentuk penguatan ekonomi dan keterampilan masyarakat dapat menjadi bahagian program tanggungjawab lingkungan yang berkelanjutan diluar kewajiban CSR perusahaan.
Terkait dengan kegiatan pelatihan pada hari ini, Bupati Shabela mengungkapkan bahwa sebelumnya di kabupaten ini telah beberapa kali dilakukan pelatihan pembuatan jus dari bahan buah-buahan lokal.
Namun dalam perjalanannya, usaha yang dirintis dari hasil pelatihan itu selalu gagal dan berhenti ditengah jalan akibat keterbatasan teknologi produksi dan pemasaran.
Untuk itu, dia berharap pasca pelatihan ini dapat dilakukan follow up dari dinas terkait agar kegagalan dimasa lalu tidak terjadi dan terulang kembali.
“Dari pengalaman kegagalan terdahulu, kami berharap pada pelatihan kali ini kemungkinan kegagalan dapat diantisipasi. Karena kami lihat pelatihnya (instruktur, red) sangat kompeten juga alat-alat yang dibantu PLN begitu canggih-canggih”, kata Shabela.
Dia juga mengingatkan, dalam menjalankan usaha ini ke depannya, mutu produk harus dapat dijaga khususnya kualitas bahan baku. Dan Pemerintah Daerah akan mendukung perkembangan usaha, baik perizinan maupun pemasarannya.
“Bahan baku harus dijaga kualitasnya, khususnya Terong Belandanya harus benar-benar matang. Dan jangan menggunakan karbit, agar kandungan dalam terong tersebut tidak hilang dan terjaga kealamiahannya”, pesan Shabela.
“Nanti ketika produknya siap dijual, tolong hasilnya dipasarkan minimal ke kantor-kantor pemerintah. Kami akan memberikan rekomendasi untuk memasukan barang produksi ini ke instansi-instansi dimaksud”, tambahnya.
Sebelum menutup sambutannya, Shabela berpesan agar pelatihan dan pemberdayaan berbasis optimalisasi komoditi dan produk unggulan daerah dapat terus ditingkatkan. Mengingat masih banyak komoditi yang tidak termanfaatkan dengan optimal.
“Kami sangat berharap, setelah ini kita cari lagi kelompok untuk membuat saus dan pasta. Karena kita lihat masih banyak komoditi kita yang terbuang dan tidak tergarap dengan baik”, tutupnya.
Selain dilatih cara membuat sirup dari bahan buah yang langsung dipandu oleh instruktur pelatihan dari Fakultas Pertanian Unsyiah Banda Aceh, peserta juga diajarkan cara mengoperasionalkan mesin produksi pembuatan sirup buah oleh tim operator dari PT. Sang General Industri (SGI).
Terlihat sejumlah mesin dan peralatan produksi turut diberikan (disumbangkan) oleh PT. PLN (Persero) UIP KITSUM – UPP KITSUM 5 Proyek PLTA Peusangan 1 & 2 untuk mendukung pengembangan usaha sirup buah dimaksud.
Masing-masing terdiri dari 1 (satu) unit mesin blender buah kapasitas 10-20kg/ proses, 1 (satu) unit bak penampungan dilengkapi penyaringan kapasitas 200 liter, 1 (satu) unit mesin pemasak sirup kapasitas 100 liter, 1 (satu) set autoclave dan 1 (satu) set alat press tutup manual kecepatan 1.200 botol per jam. (Ril)