Catatan: dr. Insan Sarami Artanoga, SP.KJ
Lintasgayo.com – Berawal dari mana saya harus memulai cerita ini, karena kejadiannya begitu dadakan dan tak terduga. Saya berpesan terhadap masyarakat yang membaca tulisan ini mungkin beranggapan hal biasa, dimana seseorang yang terkonfirmasi positif Covid-19 akan melakukan hal yang sama.
Dapat saya sampaikan buat semua saudaraku tak kala mengalami sakit seperti sesak dan gagal napas. Maka yang akan terbayang kematian, siksaan alam kubur, atau tentang amalan amalan yang telah dilakukan belum begitu lengkap.
Tetapi bagi saya tidak, tulisan ini adalah bentuk dari kelengahan saya menjadi seorang dokter spesialis yang ingin terus memberikan hal-hal yang bermanfaat terhadap seluruh masyarakat serta yang membutuhkan pertolongan dari saya.
Berawal dari mulai munculnya angka positif covid-19 di RSUD Muyang Kute, bahwa kami ada 13 dokter spesialis, pada waktu itu mengajukan kepada Direktur RSUD, secara kebetulan dr. Sri Tabah Hati.Sp.An juga dokter Spesialis, atas kesepakatan bersama kami minta untuk dilakukan skrining, karena apa.
Karena dalam pikiran saya sejak munculnya Corona Virus Disease 2019 ini saya dan DPJP yang lain belum pernah dilakukan skrining, dan menurut saya saat itu adalah waktu yang sangat tepat dilakukan skerining terhadap saya dan kawan kawan.
Setelah melalui diskusi dan sharing Alhamdulillah ibu Direktur RSUD Muyang Kute sangat menyetujui usulan untuk dilakukan skrining. Pada saat waktu yang disepakati tiba, mungkin saat itu saya bukan menjadi prioritas, karena saya tidak ada kontak dengan pasien positif Covid-19.
Namun entah mengapa hati saya tetap ingin dilakukan Swab oleh dr. Fatma Dewi, Sp.THT-KL, dan swab pun berlangsung dengan mulus. Setelah swab, karena saya merasa diri saya sehat, tidak ada gejala atau tanda tanda yang mengarah ke Covid19.
Sebelumnya juga saya masih beraktivitas seperti sediakala, ke Rumah Sakit pagi hari, ngopi bersama kawan kawan, ke praktek sore, dan bertemu dengan anak anak dan orang tua saya.
Hari kulalui biasa saja, dan tiba tiba hasil dari Balitbangkes Aceh, saya terima informasi melalui Whatsapp pada hari kamis tanggal 30 Juli 2020 pukul 07.30 Wib yang menyatakan saya terkonfirmasi Positif Covid-19, saya tidak pernah bermimpi dengan ini.
Saya, anda dan kalian, bagaimana jika anda berada diposisi saya disaat menerima kabar seperti itu. Apa yang akan anda lakukan, yang jelas akan banyak komentar atau pendapat, tapi bukan itu yang ingin saya sampaikan kali ini.
Secara jujur saya sampaikan kepada seluruh saudaraku, bapak, abang, adik dan keluargaku semua, riwayat yang saya jalani. Saya tidak ada kontak dengan pasien yang terkonfirmasi positif, dimana profesi spesialis saya tidak begitu rentan jika dibanding spesialistik lainnya (THT, Interna, obsgyn, bedah, dll).
Riwayat yang lain bahwa saya tidak bepergian dan keluar dari Provinsi Aceh, dan saya tidak ada menunjukkan gejala, wajar dan sah sah saja saya menganggap diri saya sehat, dikarenakan saya bukan perioritas untuk dilakukan skrining.
Disaat saya memberikan pelayanan terhadap pasien saya tetap menggunakan masker, cuci tangan, dan menjaga jarak. Tetapi saya terkonfirmasi positif Covid19. Bisa dibayangkan jika saya tidak dilakukan skrining mungkin saya tidak akan pernah mengetahui diri saya seperti ini.
Dibalik itu saya terus menerus berinteraksi dengan anda, dengan keluarga saya, setiap harinya.
Berapa banyak orang diluar sana yang merasakan apa yang saya rasakan diatas. Yang menganggap dirinya tidak terkena atau terpapar Virus ini.
Terus terang saya katakan yang menganggap Corona itu tidak pernah ada, perlu kita ketahui bahwa Virus tersebut berkeliaran ditengah tengah kita, karena saya sebagai contohnya terbukti tidak pernah kemana-mana dan beritraksi dengan siapapun yang Positif.
Dengan ini saya ingin sekali mengajak kita semua untuk sadar bahwa situasi saat ini tidak kondusif, cukup kami saja terkena musibah ini, pesan saya adalah sayangi diri anda sendiri keluarga dan lingkungan anda masing masing.
Oleh sebab itu banyak banyaklah berdoa, usaha tanpa doa hal yang mustahil, begitu juga doa tanpa usaha adalah hal yang logika harus seimbang jaga diri kita, jaga keluarga kita dan kuti protokol kesehatan.
Disisi yang lainnya saya ingin sekali perlahan-lahan kita mencoba membuka pikiran jernih kita, meluruskan pola pikir kita untuk menutup semua stigma buruk bagi kami yang terkonfirmasi positif.
Bukan keinginan kami ingin terpapar virus Covid-19 ini, dan bukan kesalahan mereka juga yang memaparkan virus ini ke kami. Jika usaha sudah kita lakukan, tetapi kita tetap terpapar, kita harus sabar menghadapinya percayalah saudaraku.
Saya menulis ini dalam keadaan sehat, dalam keadaan hati yang damai dan perasaan yang tenang, mudah mudahan tulisan ini bermanfaat dan bisa mewakili saya untuk mengedukasi kepada masyarakat dimanapun berada.
Bagi saudaraku yang pernah berintraksi dengan saya agar segera melaporkan diri ke tim kesehatan, tidak perlu takut, karena ini bukan suatu penyakit kutukan tetapi datangnya dari Allah maka kita tawakal kepadanya.
Pentingnya menjaga diri dan tetap waspada saya mohon doa untuk kesembuhan saya wasalam dr. Insan Sarami Artanoga,Sp.KJ. saya saat ini sedang dirawat di ruang Pinere 1 RSUZA Banda Aceh.
Editor: Fazri Gayo
Ya allah angkat lah musibah yg di alami bpk dr ini ya allah …
Krja dia yg mulia ini di butuh smua bnyak org ..
Smbuh kn lah ..
Kasian kluarga .anak .istri nya ..
Amin2 amin ya robal alamin ..
Cpt smbuh pak kami akn doa kn bpk ..
Smua itu bnar apa yg bpk blng ..
Semua itu dari diri kita sendiri …