Hari Sabtu, Skema Perjuangan ALA Dibahas di Pinggir Danau Lut Tawar Takengon

Takengon| Lintasgayo.com – Forum Diskusi Publik Berbicara akan mengadakan kegiatan diskusi yang bertemakan; ALA (Gerakan Kesadaran Baru, Basis Pemikiran Muda dan Skema Perjuangan), pada tanggal 26 september 2020 di pinggir Danau Lut Tawar (Bayaqmi Coffee), Aceh Tengah.

Diskusi ini merupakan diskusi sesi ke-23 yang akan didiskusikan sebagai bagian dari program Diskusi Sabtuan yang dilaksanakan setiap hari sabtu oleh forum diskusi Publik Berbicara.

Dalam diskusi yang mengkaji ALA (Aceh Leuseur Antara) sebagai isu fenomenal yang cukup masif dibicarakan baru-baru ini, forum diskusi Publik Berbicara akan menghadirkan enam pembicara yang dianggap sebagai perwakilan anak muda yang dianggap konsen dalam membicarakan isu ALA diantaranya ada Hendra Budian (Wakil Ketua DPRA), Aramiko Aritonang (Korda Golkar Aceh Tengah-Bener Meriah), Waladan Yoga (Eks Sekretaris Jendral Mahasiswa Poros Leuser), Sri Wahyuni, (Aktivis Perempuan Aceh), Zam Zam Mubarak (Ketua KP3 ALA Aceh Tengah) dan Alwin Al-Lahat (Staf Khusus Bupati Bener Meriah).

Razikin Akbar sebagai penggagas forum diskusi Publik Berbicara, menyatakan isu ALA yang akhir-akhir ini begitu booming dibicarakan oleh berbagai lapisan masyarakat, khususnya di wilayah tengah tenggara merupakan isu yang patut untuk diperbincangkan, tidak hanya pada tataran isu di media sosial saja akan tetapi harus hadir serta mencuat juga pada tataran dialektika yang sebenarnya.

“Terlepas dari fenomena-fenomena politik yang akhir-akhir ini terjadi pada tataran elit politik di provinsi Aceh yang berkaitan dengan proyek multi years dan kaitannya dengan politik anggaran yang tertuju pada beberapa wilayah kabupaten di provinsi Aceh, terkhusus wilayah tengah tenggara,” sebut mantan ketua Ikatan Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa Aceh Tengah (IPPEMATA)- Banda Aceh ini, Selasa (22/09/20).

“Kami hanya mencoba berdialektika dengan mendiskusikannya, urusan isu ini dianggap politis atau tidak untuk dibicarakan, biarkan itu menjadi konsumsi publik yang masing-masing dari mereka (publik) berhak menyimpulkannya. Kami juga mencoba mendorong anak muda untuk ikut ambil bagian dalam mebicarakan isu-isu yang dianggap patut untuk dibicarakan dengan metode didiskusikan langsung (Berdialektika),” tutupnya. (Ril/ Ihfa)

Comments are closed.