Redelong | Lintasgayo.com – Yayasan Budaya Adat Gayo Empun Bale Rum (Buaga Embarum) gelar pertemuan dengan Forum Mukim Se-Bener Meriah. Kamis, 22/9/2022
Pertemuan ini berlangsung di Kantor Sekretariat Yayasan Budaya Adat Gayo Empun Bale Rum, Kampung Wonosobo, Kecamatan Wih Pesam, kabupaten Bener Meriah.
Berdasarkan data yang himpun dari hasil amatan media ini adapun pembahasan terdengar dalam berlangsungnya Silaturahmi/diskusi antara forum Mukim Se Bener Meriah,dan Yayasan Budaya Adat Gayo tersebut.
Tidak terlepas dari semangat Kebersamaan dan keinginan kembali adat budaya Gayo berdaulat kembali seperti sedia kala,yang sudah pernah ada serta melekat dalam keperibadian Urang gayo masa lalu hal inilah yang mereka kehendaki apabila melihat arah pembicaraan dalam Silaturahmi tersebut.
Tampak terdengar juga dari Perbincangan para Tokoh serta pemerhati gayo dalam diskusi tersebut sangat jelas kalau dari kalangan pemerhati Gayo umumnya, berharap kembalinya identitas dan jati diri tersebut bermula dari Istilah( revitalisasi) Istilah Bujang Berama,Beru Berine”yang pernah ada dalam lingkungan keluarga Gayo mulai dari penggunaan Bahasa, adat, adab dalam tradisi Gayo.
Dalam keberlangsungan Diskusi hari ini juga tercetus pula kesepakatan yang digagasi Tokoh Serta Pemerhati Gayo baik dari ketua Forum mukim se Bener Meriah dan Yayasan Budaya Gayo.
Yang melahirkan usulan Penguatan kapasitas Mukim Kabupaten Bener Meriah yang memiliki peran penting sebagai Wadah perlindungan yang Menaungi baik adat Budaya,bahasa
Agama dan Syari,at hal itu disampaikan Kalam Pitra perwakilan Yayasasan Budaya adat gayo,
Dan dari Ketua Forum Mukim Bener Meriah Jemali juga berharap kepada pemda Bener Meriah atas penguatan Eksistensi adat Budaya Gay tersebut, meliputi bahasa dan pendidikan serta kesepakatan melahirkan qanun dalam rangka membentengi hancurnya sendi adat Budaya dan kearipan lokal ada semacam Komitmen Agar terwujudnya istilah salah bertegah ber berpapah, pintanya, dan yang terpenting menurutnya terkait pengembalian pungsi tutur sapa dalam tradisi Budaya gayo yang begitu elegan dan anggun.
Sedangkan dari Ketua Badan Pertimbangan Yayasan Budaya adat Gayo empun Bale Rum
Tgk.Syaf’i menjelaskan melalui telepon selulernya menyampikan, setelah sekian lama Gayo itu” Mongot bersebuku” setelah sekian lama urang gayo menangis tersedu-sedu
dalam kekakuannya menyatakan jati dirinya ,mengekspresikan,apa yang dimilikinya, kini saat nya urang gayo bangkit tanpa mengusik siapa pun.
“Kita tidak pernah mengganggu siapa pun, apalagi urang Gayo dikenal sebagai Suku punya jiwa Sosial, ia suka bersaudara, siapa pun yang mendiami bumi Gayo adalah urang Gayo, karna dimasyarakat Gayo. Berarti semua kita bersaudara,” tutupnya. (Rahmat/Raman)
Comments are closed.