Mengenang Franky Sahilatua Melalui Reshuffle Kabinet

Waktu reshuffle masih dalam tahap wacana dan kemudian mengkristal menjadi sebuah ide dan kemudian menjadi pasti akan dilakukan. Banyak pihak yang sangat meragukan aksi reshuffle ini akan efektif memperbaiki kinerja kabinet.

Sebab berdasarkan pengalaman pada periode kepemimpinan SBY yang pertama. Reshuffle dilakukan hanya untuk tawar menawar politik saja. Tidak benar-benar karena alasan memperbaiki kinerja menteri. Melainkan lebih mengedepankan populisme.

Seperti banyak diduga sebelumnya reshuffle kabinet tidak lain merupakan bagian dari upaya Presiden menolong citra dirinya yang terus menurun, dan krisis kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan. Sehingga dalam reshuffle kali ini kentara sekali terlihat kalau perombakan kali ini adalah hasil tawar menawar politik. Bukan hasil evaluasi atas kinerja menteri.

Beberapa pos memang sudah tepat untuk diganti karena memang banyak mendapat sorotan. Sebut saja misalnya Pos Menkumham yang terus menjadi sorotan karena banyaknya skandal di kementrian ini, mulai dari ruang tahanan mewah Altalita Suryani, Gayus ke Bali dan banyak lagi.

Kemudian penunjukan Menteri BUMN juga tepat, tapi ini alasan penggantiannya benar-benar alasan teknis, yaitu menteri yang bersangkutan sakit.

Nah dengan penggantian ini, terlihat sekali kalau SBY juga tetap ingin mempertahankan komposisi etnis dalam kabinetnya. Ketika mengganti Mustafa Abubakar yang berasal dari Aceh. SBY memasukkan orang Aceh lain, Azwar Abubakar di dalam kabinetnya untuk ditempatkan di pos menteri PAN.

Tapi kentaranya semangat populisme dibanding semangat perbaikan kinerja yang mendasari keputusan reshuffle ini dapat dilihat dari tetap dipertahankannya Tiffatul Sembiring, Menkominfo yang lebih dikenal karena kontroversi dibanding prestasi. Kemudian Menteri Pertanian yang selama ini cuma sibuk mengurusi angka-angka ekspor dari sektor perkebunan tapi hampir sama sekali tidak peduli pada sektor pangan. Lalu menteri-menteri yang kementriannya bermasalah dalam hukum dan mendapat banyak sorotan dari masyarakat, seperti Menpora dan Menakertrans.

Menteri yang juga tidak berprestasi seperti Jero Wacik dan Marie Elka Pangestu juga tetap dipertahankan meski posisinya diubah.

Eh justru Fadel Muhammad, menteri yang berprestasi dan memiliki visi yang kuat di bidangnya yang dicopot.

Benar-benar mengherankan…persis seperti lirik lagu perahu retak ciptaan Emha Ainun Nadjib bersama Almarhum Franky Sahilatua, yang dinyanyikan dengan penuh perasaan oleh almarhum.

Aku heran…aku heran
Yang salah dipertahankan

Aku heran…aku heran
Yang benar disingkirkan

—-

(Win Wan Nur)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.