Muhammad Din : Mahasiswa Gayo Aman di Kairo

Wein Fakhim (kanan) bersama seorang anak di Kairo, Mesir

Akibat kerusuhan yang melanda Mesir, warga setempat terutama disekitar pusat kerusuhan di Tahrir, Kairo, toko-toko sebagian besar tutup yang berakibat sulitnya mencari bahan pokok berupa makanan. Persoalan semakin rumit dengan tutupnya bank-bank yang diikuti dengan rusaknya sejumlah Automatic Teller Machine (ATM). Sejumlah mahasiswa asal Aceh termasuk Gayo mulai khawatir karena kerusuhan makin meluas sebelum Hosni Mubarak dinyatakan turun dari tahtanya sebagai Presiden Mesir.

Berikut petikan wawancara wartawati Lintas Gayo, Ria Devitariska, Jum’at malam sekitar pukul 22.00 WIB melalui On Line  dengan sinyal yang terputus-putus bersama salah seorang mahasiswa asal Belang Mancung Kecamatan Ketol bernama Muhammad atau lebih dikenal sebagai  Muhammad Din yang berdomisili berdekatan dengan Masjid Al Azhar Kairo Mesir. Muhammad Din adalah mahasiswa Al Azhar masuk tahun 2004 di jurusan Syari’ah yang selesai tahun ini tapi tidak bisa mengambil ijazah berhubung kampus tutup akibat kerusuhan.

LG : Assalamu’alaikum

Muhammad Din : Wa’alaikum Salam

LG : Wen masih di Mesir sekarang, bagaimana keadaan disana ?

Muhammad Din : masih, lagi di rumah saja, kayaknya semakin gawat di kawasan demon nya. Di daerah rumah kami siang agak normal sedikit tapi toko-toko tidak semua buka. kalaupun buka sedikit dan sore langsung tutup. Tadi saja pas shalat di masjid Azhar di periksa KTP bagi orang Mesir  dan kami di periksa paspor saja. Dan yang memeriksanya para pemuda setempat di daerah Husen yang tidak begitu jauh dengan pusat kerusuhan wilayah Tahrir.

LG : untuk cari makanan bagaimana ?

Muhammad Din : kalau makan apa adanya saja, dan lebih sering makan mie instan sama telur untuk penghematan  sebab uang dolar tidak bisa di tukar. Syukurlah, belanja di daerah kami masih bisa.

LG : jadi jika tidak bisa tukar uang, Bagaimana untuk keperluan sehari-hari ?

Muhammad Din : Alhamdulillah masih ada sisa sedikit lagi uang pound dan kalau ludes saya dan kawan-kawan tidak tahu lagi harus bagaimana,  serba susah keadaan rusuh begini.

LG : dirumah ada berapa orang ?

Muhammad Din : ada 6 orang semua, 2 orang Takengen, Syukri Alamsyah dari Arul Relem kecamatan Silihnara. Dari Meulaboh 2 orang, Banda Aceh 1 orang  dan Langsa 1 orang

LG : listrik dan air masih lancar kan ?

Muhammad Din : Syukurlah, air dan listrik masih lancar

LG : para demonstran itu bakar-bakar rumah tidak ?

Muhammad Din : Sejauh ini pendemonya cuma hancurin gedung pemerintahan saja tapi bisa saja bakar rumah

LG : pendemo kerusuhan itu biasanya orang mana, beda dengan pendemo yang menghancurkan gedung ?

Muhammad Din : ada orang yang lepas dari penjara menghancurin dan bakar mobil. Dan ini pendemo yang menambah runyam keadaan. Ada juga dikabarkan pendeomo itu utusan pemerintah biar tambah rusuh. Sekarang  helikopter selalu melintas untuk pantau keamanan dari meliter Mesir. Hari pertama demo mobil truk Polisi di bakar di jalanan depan masjid Azhar. Malam didaerah saya sangat sepi, sangat tidak normal dari biasanya jam 3 malam masih ramai. Dan sekarang jam malam berlaku hingga jam 9. Akan tetapi  dari sore sudah mulai sepi, magrib semua toko sudah tutup. Keadaan tidak jelas, kami merasa terancam dan sangat ketakutan dan ingin segera pulang. Apalagi kalau keadaan semakin rusuh. Semua aktifitas perkuliahan juga belum aktif sampai sekarang. Bank pun belum buka jadi tidak bisa tukar uang dolar. Pakai ATM susah karena daerah Wen banyak yang dirusak dan tidak aktif. Selain itu kemungkinan besar kerusuhan semakin merajalela selama Hosni Mubarak belum turun dari kursi pemerintahan.

LG : kalau pulang apa ada pelayanan dari KBRI ?

Muhammad Din : kalau pulang ada pesawat di tanggung ole KBRI sampai Jakarta, gratis. Untuk ke Aceh belum jelas informasinya.

LG : kapan terakhir berhubungan dengan keluarga di Belang Mancung ?

Muhammad Din : selama minggu lalu putus koneksi jadi tidak bisa komukasi . Hari Rabu baru bisa telepon  tetapi jika sms tidak masuk. Syukurlah sekarang sudah bisa komunikasi, telepon dari kampung kesini

LG : apa warga asing juga dijadikan sasaran demonstran ?

Muhammad Din : kayak nya enggak, tapi kalau kemanan bagi warga asing kurang aman. Suatu malam sekitar jam 3 tengah malam ada rumah orang Aceh di gedor pintunya tapi tidak dibuka karena takut ada yang ambil kesempatan untuk berbuat criminal seperti pengrusakan ATM itu. Dan rumah tersebut sekitar 100 meter dari tempat saya. Kita khawatirkan kalu mereka ambil uang dan HP. Tapi Alhamdulillah itu tidak terjadi dan semoga tidak pernah terjadi.

LG : Ada rencana tetap di Mesir sampai ijazah keluar ?

Muhammad Din : sepertinya jika suasana makin rusuh lebih baik pulang saja sebab di Mesir pun mengurus ijazah tidak memungkinkan akibat kerusuhan. Mudah-mudahan bisa diurus ditempat lain saja.

LG : Kapan rencana lapor ke KBRI ?

Muhammad Din : Masalah lapor sudah di urus oleh pengurus Kekeluargaan Masyarakat Aceh, KMA . Dan kami tinggal tunggu kapan jadwal pulang.

LG : Keloter berapa ?

Muhammad Din : belum tau juga, belum ada kabar. Yang sudah dipulangkan semua orang yang sudah berkeluarga dan anak perempuan walau masih ada sebagian wanita yang belum. Insya Allah, kami akan dipulangkan segera

LG : ok, terimakasih atas informasinya, Insya Allah semua baik-baik saja kita semua mendoakan dari sini. Wassalamu’alaikum

Muhammad Din : Amin ya Rabbal ‘alamin, terima kasih juga atas perhatiannya. Wa’alaikum salam.

Sementara itu, juga telah diwawancarai seorang mahasiswa Gayo lainnya, Khairul Ashri yang berasal dari Arul Kumer Kecamatan Silih Nara, akan tetapi belum sempat ditampilkan dalam kesempatan ini.

(Editor : AZa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.