Oleh : Zuhri Sinatra*)
“Mungkin” bagi banyak orang sebutan Radio Rimba Raya masih sangat asing terdengar di telinga, atau sama sekali tidak pernah terdengar, bahkan yang sangat mengejutkan, beberapa sejarawan nasional yang cukup populer, pernah ditanya soal Radio Rimba Raya, apakah pernah mendengar atau mengetahui tentang sejarah dan peranan Radio Rimba Raya tersebut pada era perjuangan kemerdekaan?
Jawaban mereka sungguh diluar dugaan, TIDAK PERNAH. Mengapa? Apakah sejarah Radio Rimba Raya sengaja disembunyikan? ataukah sejarah Radio Rimba Raya merupakan sebuah dongeng? bukan sebuah kebenaran, Sehingga tidak layak untuk di cuatkan ke permukaan?.
Siapa yang menyangka? bahwa Radio tersebut pernah menyelamatkan Indonesia dan mengabarkan kepada dunia bahwa Indonesia masih ada, dan masih tetap eksis.
Dengan mengirimkan berita dan pesan-pesan ke dunia internasional, Indonesia berhasil mematahkan propaganda Belanda, yang mengatakan bahwa Indonesia sudah tidak ada lagi, sebab pada saat itu Yogyakarta sebagai ibukota negara berhasil kuasai oleh Belanda, serta menahan Soekarno – Hatta, kemudian di asingkan ke Prapat dan Pulau Bangka. Peristiwa ini terjadi pada saat agresi militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948.
Salah satu berita penting yang disuarakan oleh Radio Rimba Raya yang menyelamatkan eksistensi Indonesia di dunia adalah : “ Republik Indonesia masih ada, Pemerintah Republik masih ada, Wilayah Republik masih ada, dan disini adalah Aceh”. Demikian berita yang disuarakan oleh Radio Rimba Raya pada saat itu dari pedalaman Aceh, tepatnya di desa Rime Raya kabupaten Bener Meriah.
Asal usul dan peranan Radio Rimba Raya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, sudah pernah dituliskan, dan dimuat pada Koran Serambi Indonesia di Aceh, bahkan beberapa buku yang mengulas tentang sejarah Radio Rimba Raya juga sudah pernah diterbitkan. Saat ini peranan Radio Rimba Raya, juga sedang digarap oleh saudara Ikmal Gopi, ke dalam bentuk film dokumenter, diharapkan semoga film tersebut dapat ditayangkan dalam waktu dekat, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih detil betapa pentingnya kiprah Radio Rimba Raya dalam memperjuangkan kemerdekaaan Republik Indonesia.
Ulasan diatas membuktikan bahwa kiprah dan peranan Radio Rimba Raya sangat penting dalam perjuangan kemerdekaan, Ada pertanyaan menggelitik. Apakah Sejarah Radio Rimba Raya merupakan bagian dari sejarah nasional bangsa?. Lantas, apa upaya-upaya yang telah dilakukan untuk melestarikan sejarah radio tersebut?. Guru besar Emeretus Universitas Gadjah Mada, Sartono Kartodirdjo mengemukakan pendapat beliau tentang sejarah nasional : “Perkembangan Indonesia selama berabad-abad dimana bagian-bagiannya secara bertahap terintegrasi kedalam satu unit tunggal”.
Kalau ditilik kepada definisi beliau, tentunya pertanyaan diatas sudah terjawab, bahwa sejarah Radio Rimba Raya merupakan bagian dari sejarah nasional. Tetapi, mengapa dalam acara memperingati hari radio nasional, sejarah Radio Rimba Raya tidak pernah disinggung ?.
Memang, pada era orde baru sejarah menjadi tidak normal, sejarah dijadikan sebagai alat legitimasi pemerintah, menjadi alat kepentingan politik penguasa, pada saat itu para sejarawan juga cenderung hati-hati ketika berbicara mengenai sejarah.
Namun, era sekarang ini semua menjadi serba “bebas” dan terbuka, masyarakat sudah tidak perlu takut lagi untuk bicara, menyampaikan aspirasi, kritikan, atau protes terhadap kebijakan penguasa, tentunya sesuai dengan aturan yang berlaku.
Beberapa solusi yang mungkin bermanfaat dalam upaya memelihara dan melestarikan sejarah Radio Rimba Raya, yaitu netralitas sejarah terhadap penguasa harus dipertahankan, supaya tidak terjadi pemanfaatan untuk kepentingan penguasa, kemudian sejarah bisa dijadikan sebagai kritik social terhadap kebijakan – kebijakan penguasa.
Momentum otonomi daerah, dapat dimanfaatkan untuk melakukan berbagai upaya agar sejarah Radio Rimba Raya diketahui oleh masyarakat, disini peran penting pemerintah daerah Aceh sangat diharapkan.
Perlunya pemerintah mendorong sejarah perjuangan Radio Rimba Raya masuk ke dalam pelajaran sejarah nasional yang diajarkan di sekolah-sekolah dan Universitas. Agar regenerasi, dapat memahami arti pentingnya sejarah. Masihkah sejarah Radio Rimba Raya menjadi sebuah dongeng??
*) Penulis tinggal di Jakarta
Foto : Aman Zaghlul
saya sangat setuju,tentang kepedulian anda
untuk menggali tentang sejarah Gayo, memang tidak semua berminat dan mampu untuk mencari
infomasi baik dari kakek/nenek maupun dari
perpustakaan.
saya berharap anda bisa membuat satu buku tentang sejarah Gayo,dengan menggali infor masi dari kakek/nenek yg masih hidup,dan bahan dari perpustakaan,karna keturunan Reje Linge tersebar kepenjuru dunia,ada yg ke Kamboja,Thailan,Cina,India
Kalimantan,Probolinggo,dll ini menurut buku Marcopolo,anda masih muda goreskan perestasi anda dilembaran kertas sebagai sumbangsih terhadap GAYO….
selamat berkarya…..
Banyak anak muda gayo yang tidak tahu dan tidak peduli dengan sejarah gayo,aku putra yang terlahir campuran antara gayo (ama) dan aceh (ine),bersama dengan teman-teman yang tergabung dalam komunitas band de Tour sudah sering mendiskusikan mengenai sejarah dan peradapan gayo.Komunitas yang tergabung dari berbagai suku ini peduli dengan sejarah gayo,tp knp kita sebagai putera daerah malah mengabaikan?
Kita anak dari takengon ( Aceh Tenggara ) juga akan ikut bantu kok…
Saya lupa waktu masih kecil, seumuran 10 tahun. Pernah mendengar ada didong yang menceritakan tentang bagaimana proses radio ini berdiri.
Tak cuma radio ini lah. Dahulu, cetak uang di Takengon untuk RI dan Pimpinan sementara RI ngungsi di Takengon saja banyak yang tak tahu. Yang tahunya hanya Bukittinggi. Bukan mau mendeskreditkan Bukittinggi, tapi ya itulah.
Sepertinya itu tugas kita. Namun harus dibantu oleh mereka yang ahli dan mereka yang duduk di bidang formal. 🙂
Sepakat sekali, kedepan kita harus saling bahu membahu menggali, mengolah dan memunculkan kehebatan Gayo ke permukaan..
salam