Banda Aceh | Lintas Gayo – Presiden Islamic Development Bank (IDB) Dr. Ahmad Muhamed Ali Al Madani, mengunjungi kampus IAIN Ar-Raniry Banda Aceh yang memiliki gedung baru, dimana pembangunan gedung baru tersebut didanai oleh IDB.
Pembangunan gedung baru IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, yang beralamat Jalan Lingkar Kampus, Rukoh Darussalam Banda Aceh telah berjalan 2 tahun dan direncanakan akan rampung pada bulan Juni 2012 ini.
Rektor IAIN Ar-Raniry Banda Aceh Prof.Dr. Farid Wajdi Ibrahim, MA menyatakan, kampus IAIN ini sudah rampung 95 persen, tinggal 3 gedung lagi yang masih dalam tahap penyelesaian, hal ini disebabkan oleh dana yang kurang, sebab ketika pengajuan proposal pembangunan IAIN Ar-Raniry Banda Aceh kepada IDB, nilai tukar Dolar dalam rupiah adalah Rp9.000, sedangkan ketika pencairan dana pembangunan, nilai tukar Dolar dalam rupiah hanya sebesar Rp8.500. Namun, kekurangan dana ini akan ditutupi dengan menunggu biaya dari APBN.
“Pembangunan gedung baru IAIN Ar-Raniry ini menelan biaya sebesar Rp350 miliar,” ujar Rektor.
Menurut Rektor IAIN Ar-Raniry, seharusnya perkuliahan sudah dimulai di gedung baru ini semenjak bulan Februari Tahun 2012 ini, namun karena kondisi di Aceh pada waktu itu kurang stabil, banyak para buruh bangunan pulang ke daerah asal mereka, kebanyakan dari buruh bangunan tersebut adalah berasal dari pulau Jawa. Namun, keterlabatan ini menurut Rektor IAIN masih berada dalam waktu toleran.
Lebih lanjut, Rektor IAIN Ar-Raniry menyatakan, penyewaan gedung untuk perkantoran dan perkuliahan mahasiswa adalah selama 2 tahun, dan tidak akan diperpanjang penyewaannya, karena perkantoran dan perkuliahan akan kembali ke gedung baru IAIN Ar-Raniry.
Ketua BEM IAIN Ar-Raniry Fakhrurrazi yang dijumpai terpisah, mengatakan, para mahasiswa sudah tidak sabar untuk menginjakkan kakinya kembali ke kampus ini (gedung baru), karena dijanjikan pada bulan Februari 2012 kemarin sudah balik ke kampus ini.
Karenanya, para mahasiswa sangat mengharapkan, kembali ke kampus ini pada bulan 7 nanti dapat terealisasi, sebagaimana yang dikatakan oleh Rektor. Untuk itu, mahasiswa berharap tidak ada lagi kemoloran kembalinya perkuliahan ke kampus ini.
Universitas Islam Negeri
Disinggung mengenai perubahan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Rektor mengatakan, sudah mendapatkan dukungan dari Pemda Aceh dan sudah membuat proposal, dan telah diajukan ke pusat. Setelah selama 2 bulan proposal tersebut di pusat, maka dipanggillah Tim IAIN Ar-Raniry Banda Aceh untuk presentasi.
Presentasi ini diwakili oleh 5 orang pakar, yang terdiri dari para profesor, pihak pusat memberikan dukungan terhadap perubahan IAIN Ar-Raniry menjadi UIN dengan melangkah ke tahap berikutnya.
Tahap berikutnya, kata Rektor IAIN Ar-Raniry adalah presentasi dengan interdep, interdep adalah inter departemen, di interdep akan ada pakar dari Diknas dan pakar yang berwenang dari Menpan. Setelah selesai presentasi dengan pakar dari Diknas dan pakar dari Menpan, tinggal menunggu SK dari Presiden Republik Indonesia.
Sementara itu Presiden IDB dalam sambutannya mengharapkan, pembangunan di Aceh dapat menjadi contoh bagi pembangunan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Negera-negara OKI telah banyak membantu Aceh, setelah Aceh dilanda bencara tsunami tahun 2004 yang lalu.
Dikatakannya, IDB membantu anak-anak yatim Aceh korban tsunami, bantuan yang diberikan kepada anak yatim korban tsunami sudah berjalan dengan baik. Diharapakan Aceh secara khusus akan terus maju seperti daerah-daerah lainnya.
“Berada di pundak mahasiswa-mahasiswalah letak kemajuan Aceh yang akan datang. Tidak lupa, beliau memuji bangunan baru kampus IAIN Ar-Raniry,” ujar Presiden IDB.(Al-Juhra/red.04)