Re-Branding Gayo Lues (bag. 2)

Catatan: Arbi Hadi*

SETELAH kita memahami maksud dari Re-Branding Gayo Lues pada pembicaraan sebelumnya, kita akan kaji bagaimana Re-Branding itu bekerja. Dalam hal ini kita satukan pemahaman bahwa Gayo Lues adalah sebagai produk yang akan di re-branding. Dalam menentukan re-branding kita lebih dulu harus mengetahui keunggulan Gayo Lues dibanding daerah lain yang menjadi ciri khas Gayo Lues sehingga menjadikan Gayo Lues berbeda dengan kabupaten manapun.

Dalam re-branding “haram” hukumnya jika menjadikan semua keunggulan sebagai label bagi Gayo Lues. Hal ini akan berdampak pada ketidakefektifan re-branding tersebut yang berakibat citra Gayo Lues tidak dapat ditonjolkan dengan optimal. Jadi, syarat utama dalam pencitraan ulang ini adalah Fokus.

Misalnya, keunggulan dalam hal pertaniankah? dalam hal seni budaya kah? Atau hal lainnya. Menjadi keunikan tersendiri bagi Gayo Lues sebagai bagian dari NKRI sebagai negara kepulauan tentu menghasilkan beragam suku dan budaya. Gayo Lues memiliki seni dan budaya yang memukau. Kita ambil saja re-branding Gayo Lues akan kita kaitkan dengan budaya. Mengingat tari saman yang berasal dari Gayo Lues menjadi intangiable world herritage (warisan budaya non benda) tentu akan semakin mudah untuk melakukan re-Branding Gayo Lues.

Layaknya sebuah produk, tentu harus memiliki merek sebagai penanda. Hal ini bukanlah sesuatu yang baru. Mengingat Kota Banda Aceh pernah melakukan re-branding pada tahun 2011 yang lalu dengan program “Visit Banda Aceh: Bandar wisata islami”. Ditambah lagi program Pemerintah Aceh dalam “Visit Aceh 2013” mendatang. tentu akan semakin mempermudah langkah Pemda Gayo Lues dalam melakukan re-branding.

Sebut saja misalnya mengikuti jejak Banda Aceh. Gayo Lues melakukan re-branding dengan program “Visit Gayo Lues: Negeri Warisan Dunia”. Dalam program re-branding tersebut dapat dikemas beberapa varian produk yang dapat mencitrakan betapa berbudayanya Gayo Lues. Sehingga dapat memancing kunjungan turis baik lokal maupun manca negara.

Bagaimana cara mengemas budaya gayo lues dan apa benefit/profit yang diperoleh masyarakat Gayo lues dalam re-branding ini akan kita bahas pada bagian selanjutnya. (Bersambung).( saman.advertising@gmail.com)

*Arbi Hadi, chairman of Saman Advertising dan Praktisi periklanan/Putra Gayo Lues.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.