Lintas Gayo | Jakarta – Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional Negeri 4 Takengon jadi salah satu wakil Aceh dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2012 yang dilangsungkan di Jakarta, 7-13 Oktober 2012. “InsyaAllah, besok kami akan mempresentasikan hasil penelitian kami yang berjudul Analisis Pendidikan Karakter dalam Tradisi Didong Gayo. Mohon doa dan dukungan khususnya dari masyarakat Gayo” kata Ketua Tim Peneliti, Pati Kemala yang didampingi Rengga Pamungkas (Anggota Peneliti) dan Irwansyah, S.Pd (Guru Pembimbing) dalam kegiatan Promosi Peserta OPSI di Gedung A Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Senayan, Jakarta, Selasa (9/10/2012)
Didong merupakan kesenian tradisional “sastra lisan” Gayo yang memadukan seni sastra, suara, dan seni tari. Uniknya, didong masih bertahan sampai sekarang dan cukup digemari masyarakatnya. Lebih lanjut, Pati menerangkan, mereka meneliti tentang pendidikan karakter yang terdapat dalam didong. “Kami fokus ke pendidikan karakternya. Apakah pendidikan karakter ada dalam didong,” sebut Rengga.
Dalam penelitian itu, kedelapanbelas pendidikan karakter ditemukan dalam didong, diantaranya tanggung jawab, disiplin, relijius, jujur, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, dan peduli sosial. Namun, yang paling banyak muncul adalah relijius, kreatif, demokrasi, semangat kebangsaan, bersahabat/komunikatif, cinta damai, dan tanggung jawab.
Di sisi lain, Tim OPSI SMAN 4 Takengon mengakui keterbatasan waktu dalam meneliti. Juga, kurangnya dana penelitian dan keberangkatan ke Jakarta. Termasuk, literatur-literatur pendidikan karakter dan soal Gayo.
“Dana penelitian kami sangat terbatas. Apalagi, untuk bisa ke Jakarta,” ungkap Irwansyah. Namun, mereka pun tidak kehabisan akal. Sampai-sampai, harus “mengemis” selama di Takengon. Menurut pengakuan Irwansyah, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah tidak bisa membantu dan menyerahkan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tengah.
Dari “hasil mengemis” tersebut, akunya, mereka akhirnya mendapatkan dana kurang dari 9 juta, diantaranya dari BPD Aceh Takengon 2.5 juta, Baitul Mal Aceh Tengah 2 juta, Dinas P&K 2 juta, Dinas PU 1 juta, pihak sekolah 1 juta, Wakil Ketua DPRK Aceh Tengah Muhammad Nazar Rp. 200.000, Camat Pegasing Rp. 100.000, dan Dinas Kependukukan Rp. 50.000.
Saat ini, mereka masih memikirkan dana kepulangan ke Takengon. “Harusnya, peserta betul-betul difasilitasi. Soalnya, sudah membawa “mengharumkan” nama daerah. Kalau kami; Pemerintah Daerah betul-betul membantu. Apalagi, soal dana dan kegiatan yang menyangkut pendidikan,” kata Aga, pengunjung asal Bekasi saat melihat stand wakil Takengon itu.
Apresiasi
Sementara itu, dalam kunjungannya ke Stand SMAN 4 Takengon, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhammad Nuh, terlihat memberikan semangat kepada Pati dan Rengga yang didampingi Irwansyah. “Hebat. Maju terus, ya,” katanya. Dalam kesempatan itu, Rengga sempat menyematkan “syal Gayo” kepada Muhammad Nuh sebagai kenang-kenangan dari masyarakat Gayo (LG06)
gurunya main atau kepala sekolahnya???
berdasarkan surat kementerian pendidikan dan kebudayaan direktur jenderal pendidikan menengah no 2972/D2/DM/2012 bahwa seluruh akomodasi dan transportasi nai pesawat peserta dan pendamping OPSI ditanggung panitia,semoga penjelasan ini dapat membongkar kebohongan guru irwansyah, S.Pd yang tak layak disebut guru, kasian loh org yg dimintain uang demi untuk dana oleh2 dibawa pulang kampung atau Kegiatan siswa untuk dibisniskan