Prof. Dr. Ismail Arianto: Anak Gayo Cerdas

Jakarta | Lintas Gayo – Anak-anak Gayo terbilang cerdas. Namun, belum terasah dengan kebiasaan belajar yang lebih tekun. Kalau potensi akademiknya 80 persen, maka yang baru diasah sekitar 20-30 persen.

“Secara ril, baru sekianlah yang digunakan untuk belajar di sekolah. Selebihnya, masih tersimpan rapi dan dibiarkan tersimpan dengan tidak mencobanya untuk direalisasikan,” kata Prof. Dr. Ismail Arianto di Jakarta beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu, sarannya, sekolah harus memacu mereka yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata tersebut. Juga, meningkatkan kemauan yang lebih besar bagi anak didiknya prihal apapun yang mesti dipelajari. Sepanjang sekolah masih belum berupaya untuk meningkatkan kinerja guru dan proses pembelajaran, maka akan terus berada dalam keadaan yang sekarang.

Ada beberapa jalan yang bisa dilakukan, sebutnya, pertama: pemerintah kabupaten di Gayo membantu siswa yang memiliki kemampuan akademik yang bagus. Tapi, masih kurang secara ekonomi. Kedua, memberikan beasiswa kepada siswa yang mau meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi.  Ketiga, memberikan kesempatan kepada pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kabupaten untuk meneruskan S-2 dan S-3. Alhasil, bisa memperkuat sumber daya manusia di lingkungan pemerintah kabupaten. Keempat, memberikan beasiswa S-3 kepada dosen yang ada di perguruan tinggi di daerah dengan melihat prioritas yang diutamakan.

“SDM yang kuat akan menambah kemajuan baik dalam kehidupakan sosial maupun dalam kegiatan pemerintahan,” tegasnya.(LG-006/red.04)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. Saya sangat setuju dengan solusi yang diajukan oleh Prof. Dr. Ismail Arianto akan tetapi dilapangan kita dibenturkan dengan: 1. Perda (pertalian darah) 2. D4 dst. ( Dana, Dukungan, Dekengan, Dukun, dst) atau anda akan menemukan dialog seperti ini:
    P : pak saya mau mengajukan dana bantuan pendidikan, bagaimana caranya?
    K : oh kalau untuk tahun ini sudah gak ada, kalau tahun lalu ada
    (pertanyaan tersebut di ulang selama tiga tahun dan jawabannya kurang lebih sama) tetapi untuk tahun ke-3 ada alternative solusiyang ditawarkan
    K : kalau untuk anda biasa anda ajukan didinas anda bekerja
    (didinas yang dimaksud)
    P : pak saya mau mengajukan dana bantuan pendidikan, bagaimana caranya?
    PS : saya sudah liat buku besarnya tetapi saya tidak tau “nyungsepnya” dana tersebut jang jelas kami tidak menerima dana tersebut.
    NB: semoga anda tidak mengalami hal tersebut di atas