Oleh: Devi Hindraini, M. Pd*
AWALNYA penulis mengikuti kegiatan ini karena rekomendasi pimpinan untuk mengikuti perintah dari Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tengah agar masing-masing satuan pendidikan mengirimkan satu orang peserta diutamakan wakasek kurikulum untuk mengikuti pelatihan calon kepala sekolah (Cakep).
Sama seperti peserta lain, awalnya penulis juga berasumsi ini hanya pelatihan biasa sebagaimana kegiatan lain yang “katanya” untuk menghabiskan anggaran akhir tahun. Tetapi yang terjadi tidak seperti yang dibayangkan.
Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) yang berlokasi di Solo Jawa Tengah dengan dukungan penuh dari USAID melalui AEPI-SSQ Australian AID yang bekerjasama dengan 74 Dinas Pendidikan Kabupaten/kota memang sedang melaksanakan piloting program penyiapan calon kepala sekolah tahap II yang diawali dengan seleksi administrasi ditingkat Kabupaten/kota dan bagi peserta yang lulus tahap ini harus mengikuti seleksi kademik yang dilaksanakan di Propinsi.
Kegiatan seleksi untuk peserta yang berasal dari kabupaten Aceh Tengah dilaksanakan pada tanggal 19 – 21 Nopember 2012 di LPMP Neuhen. Materi Seleksi terdiri dari tes akademik, tes rencana tindak kepemimpinan dan wawancara yang memerlukan waktu dua hari langsung ditangani oleh pihak LPPKS Solo.
Dari 32 peserta se Kabupaten Aceh Tengah yang ikut seleksi hanya 21 peserta (10 SMA, 3 SMK, 3 SMP, 4 SD dan 1 TK) yang dinyatakan lulus dan dapat melanjutkan ke tahap Diklat. Diklat cakep tahap II inservis-I priode 16 sampai 22 Desember bagi Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Jaya, Aceh Tamiang, Sabang, Pidie Jaya, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Utara dan Aceh Timur dilaksanakan di tiga lokasi yaitu LPMP 1 Aceh, Grand Aceh Hotel dan The Pade Hotel.
Peserta dari Kabupaten Aceh Tengah, Pidie Jaya, Lhoksemawe dan Kemenag ditempatkan di The Pade Hotel di kawasan Keutapang. Di lokasi ini pun tempat kegiatan dibagi lagi di 2 aula. Kegiatan Aceh Tengah dan Lhoksemawe di aula Indra Purwa sedang kan Pidie Jaya dan Kemenag ditempatkan di aula Indra Patra, setelah malam sebelumnya diadakan kegiatan pembukaan dan pree tes.
I do my best, you do your best, we do our best, the best yes!. Tepuk tangan menggema di aula Indra Purwa the Pade Hotel mengawali kegiatan pembelajaran pelatihan calon Kepala Sekolah (Cakep) Aceh.
Awalnya memang terasa lucu, dimulai dengan pembentukan, prosesi penyerahan bendera dan atribut suku berupa scraf yang harus diikat ditempat yang sesuai dengan kesepakatan anggota kelompok. Peserta kemudian dilatih untuk melafalkan yel-yel cakep nasional seperti yang tertulis di atas. Setelah semua lancar, oleh Master Trainer (MT) masing masing suku diminta membuat yel-yel suku selama 10 menit.
Dari kegiatan inilah dimulai kelucuan-kelucuan selama dua hari penuh. Bagai mana tidak, memperagakan yel-yel, membuat koreografi selama 25 menit dan menarikannya (pada tahap ini walaupun kelihatan aneh, angkat salut untuk Bapak-Bapak yang sudah mau berusaha menggerakkan badan demi menjaga nama dan kesolidan suku), segitiga bermuda, pasak bumi, tentara semut, bom waktu, pabrik kapal, membangun menara, lempar gelang, rusa dan rumah, kwartet serta permainan lain yang dikemas dengan model dan peraturan yang menarik, dengan waktu sangat terbatas dan mempunyai ciri khas tersendiri, ditambah godaan dan hasutan yang dilakukan suku yang ditugaskan sebagai penggoda, lazimnya dilakukan oleh anak-anak dan remaja.
Memang terlihat sepele, akan tetapi setelah kami melakukan game demi game terasa sekali makna dan tujuan yang diinginkan. Ini kita ketahui setelah setiap game selesai dilakukan suku berhasil atau tidak, maka suku tersebut harus menanggapi apa yang menjadi keunggulan dan kelemahan suku serta kemampuan apa saja yang harus dimiliki peserta untuk menyelesaikan permainan itu.
Tujuannya, sebelum peserta diklat memulai kegiatan pembelajaran di dalam kelas, terlebih dahulu didesign games sebagai pengetahuan awal peserta diklat tentang lima kompetensi kepemimpinan yang dikemas melalui kegiatan dinamika kelompok berupa games. Selain itu setiap orang yang terpilih sebagai kepala suku atau anggota pada setiap games harus dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, berani, berpikir positif, motivasi, pantang menyerah dan yang paling utama adalah perencanaan yang matang untuk menjalankan suatu tindakan.
Yang paling mengesankan adalah pada saat pengumuman juara, terlihat sekali rasa kebersamaan dan sportifitas antar kelompok. Sebelum penyerahan bendera suku kepada MT dilakukan sebagai akhir dari dinamika kelompok, semua peserta termasuk MT secara bergantian memberikan selamat kepada suku yang menjuarai kegiatan.
Pada malam harinya dimulailah pembelajaran di kelas yang dimulai dengan materi tentang spiritual leadership dan hari-hari selanjutnya banyak materi yang harus di terima peserta diantaranya kepemimpinan pembelajaran, kewirausaaan, penyusunan RKS, pengelolaan PTK, pengelolaan keuangan, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan peserta didik, pengelolaan kurikulum, TIK, pembinaan ADM sekolah, manajerial, supervisi akademik, RTK, monitoring dan evaluasi dan lain-lain.
Kegiatan pembelajaran siang hari dimulai dari pukul 08.00 wib sampai pukul 17.30 wib dan pada malam hari dimulai dari pukul 19.00 wib sampai pukul 21.30 wib. Yang mengherankan, sepertinya peserta tidak pernah bosan dengan materi-meteri yang diberikan oleh MT. Hal ini mungkin disebabkan oleh muatan materi yang memang sangat penting dan MT tidak sekedar memberikan materi melalui ceramah, tetapi diawali dengan menayangkan masalah/kasus yang bersumber dari film, animasi, pernyataan dan lain-lain yang meminta perhatian peserta diklat untuk memahami, menganalisa, menanggapi serta memecahkan masalah/kasus tersebut. Selanjutnya terjadilah diskusi-diskusi kelompok besar ataupun kelompok kecil yang berkaitan dengan materi.
Walaupun tubuh terasa letih dan persendian masih terasa sakit akibat olah raga kejutan selama 2 hari, peserta tetap bersemangat untuk berusaha menyampaikan ide dan aspirasinya dalam menanggapi masalah tersebut. Semangat peserta sepertinya tidak mundur, Ini terlihat dari antusias peserta ketika melaksanakan diskusi-diskusi dan menyelesaikan tugas dari masing-masing MT.
Merupakan suatu kesan yang menyenangkan ketika mengikuti kegiatan ini. Bukan karena embel-embel kepala sekolah. Hal ini bukan menjadi fokus utama, dan menjadi tidak penting rasanya jika dikaitkan dengan wawasan keilmuan. Ini tampak dari raut wajah semua peserta seperti tidak puas mereguk ilmu yang diberikan. Apalagi salah seorang sahabat cakep SD dari Kecamatan Ketol Aceh Tengah sempat menangis terharu saat berbicara di depan semua peserta mengatakan bahwa beliau memang awam dengan ilmu yang diberikan MT dan mengingat situasi sekolah yang lumayan terisolir.
Betapa minimnya wawasan keilmuan kita diluar peran kita sebagai seorang pendidik dan pengampu mata pelajaran di sekolah. Selayaknya, jika kita tidak harus mempelajarinya, wajarkah kita tidak berusaha untuk terus belajar dan mengasah kemampuan profesional untuk mencapai kompetensi kita sesuai standar sebagai guru dan memenuhi tugas serta melengkapi bahan pembelajaran kita? saja. Biarlah ini menjadi renungan bagi kami.
Kini, setelah menyelesaikan kegiatan diklat in-1 selama 70 jam (7 hari) peserta diklat masih harus menyelesaikan PR nya berupa pelaksanaan on the job learning (OJL) selama 200 jam ( lebih kurang 3 bulan) dimana masing-masing peserta wajib melaksanakan magang selama 150 jam di sekolah tempat peserta bertugas dan 50 jam di sekolah yang setara atau lebih tinggi levelnya untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kegiatan pelatihan. Hasil dari OJL yang merupakan laporan tertulis ini akan presentasikan pada diklat inservice-II.
Suatu harapan, semoga kandidat-kandidat dari Aceh Tengah dapat melaksanakan tugas ini dengan baik sampai selesai. Terasa berat memang, tapi melihat keyakinan, semangat, dan kemampuan mereka mudah-mudahan akan lahir pemimpin-pemimpin masa depan yang berkualitas yang benar-benar mampu memainkan tugas, peran dan fungsinya sesuai dengan PP no. 13 Tahun 2007 dalam upaya mewujudkan cita-cita pendidikan yaitu membentuk insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif.(hindraini[at]yahoo.co.id)
(special thanks to MT: Mrs. Yusnaini , Mr. Syamsirwan, Mr. Sutedjo,and Mrs Widi dan sahabat2 Aceh Tengah dan Lhokseumawe)
*Guru SMA Negeri 3 Takengon