Lem Cap Kambing Laris Manis di Takengon, Pembeli Umumnya Pelajar

Ilustrasi Kambing (google)
Ilustrasi Kambing (google)

Takengon | Lintas Gayo – Sejumlah pedagang kelontong dan penyedia perlengkapan kantor dan alat sekolah di Takengon Aceh Tengah yang umumnya kaum ibu mengaku heran dan bertanya-tanya kenapa lem cap kambing (bukan nama merek sebagai tertera dikemasanya) yang mereka jual laris manis beberapa tahun ini.

Pembelinya, hampir seratus persen adalah anak-anak remaja siswa SMP dan SMA. Dan jika ditanya untuk apa lem yang biasanya untuk lem sepatu itu, siswa itu hanya menjawab ada perlu seperti menyembunyikan sesuatu.

“Dalam seharinya minimal 4 kotak lem cap kambing dibeli disini dan pembelinya adalah anak sekolahan,” kata salah seorang pedagang kelontong yang tidak ingin disebut namanya, Sabtu (2/2/2013). Dia menjual Rp.5 ribu perkotak seukuran odol gigi

Hal senada juga diungkapkan pedagang alat tulis kantor dan sekolah, Ayu yang ditanya Lintas Gayo. “Benar, lem tersebut setiap hari ada saja yang beli rata-rata 2 kotak. Pembelinya anak-anak sekolahan, Badan mereka kurus-kurus dan sepertinya anak-anak nakal,” kata Ayu.

Kedua pedagang ini mengaku mulai curiga dan resah setelah mendengar informasi-informasi dari televisi jika lem cap kambing disalahgunakan bukan untuk perekat, namun dihisap untuk mendapatkan kenikmatan, layaknya menghisap ganja.

“Kami punya anak pak, khawatir akan ikut-ikutan. Jika memang dilarang karena berakibat negatif kami tidak akan jual lagi,” kata kedua pedagang tersebut.

Terpisah, salah seorang warga Takengon, M. Ardi mengaku sempat memergoki sejumlah remaja berseragam SMP sedang menghisap lem bersama-sama di tepi sungai Peusangan.

“Saat kepergok mereka kabur tunggang langgang, sejumlah kemasan lem cap kambing tidak sempat mereka bawa lari,” kata M. Ardi yang mengaku kerap melihat kemasan lem tersebut disejumlah bangunan fasilitas umum yang tersembunyi  dan jarang dipakai di Takengon seperti tribun Gelengang Musara Alun dan tribun Belang Bebangka Pegasing serta tempat lainnya.

Dari penelusuran Lintas Gayo, menghisap lem tersebut ternyata berakibat fatal, mematikan sel otak. Bahan kimia yang terkandung dalam lem berdampak pada organ-organ vital di antaranya akan menyerang paru-paru terlebih dahulu. Kemudian ke otak dan ke seluruh tubuh melalui aliran darah dan menyebabkan kanker.

Lintas Gayo belum menkonfirmasi pihak berwajib, apakah menghisap lem ini termasuk dalam kategori penggunaan narkoba. Namun yang jelas, masyarakat terutama para orang tua mulai resah. (LG003)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.