Banda Aceh | Lintas Gayo –Pada bulan pertengahan bulan Februari sejumlah Budayawan dan Sastrawan Aceh serta sejumlah Sastrawan Nasional akan bertemu dan berkarya di Ujong Pancu Banda Aceh.
Kepada Lintas Gayo ketua panitia pelaksana Zulfadli Kawom Selasa (12/2) di Banda Aceh mengatakan acara ini diselenggarakan atas kerjasama Institut Sastra Hamzah Fansuri (ISHF) dengan Balai Sastra Samudra Pasai, ISKADA Aceh, BEM Universitas Serambi Mekkah (USM) dan DPP Forum Pemuda Mahasiswa Aceh (FPMA ).
Acara yang pertama dalam sejarah ini menurut Ketua Pelaksana Zulfadli Kawom berupa Kemah Sastra yang akan diselenggarakan pada 22-24 Februari 2013.
Lebih lanjut Zulfadli mengatakan beberapa penulis Aceh, baik yang tinggal di Aceh maupun di luar Aceh telah menyatakan kehadirannya.
“Kita mengundang semua para sastrawan, budayawan dan sejarawan Aceh diantaranya, Barlian AW, LK Ara, Ampuh Devayan, Salman Yoga S, Saiful Bahri, Apa Kaoy, Doel CP Alisah, Jauhari Samalanga, Rahmad Sanjaya, Musmarwan Abdullah, Mustafa Ismail, Adli Abdullah, Herman RN, dan lain-lain”.
Sementara itu kata Zul, panggilan akrap Zulfadli Kawon, sejumlah sastrawan nasional juga akan turut memeriahkan acara ini, diantaranya Husnizar Hood dari Riau, Taufik Ismail dan Abdul Hadi WM dari Jakarta.
“Kita juga mengajak komunitas-komunitas menulis yang ada di Aceh seperti Dokarim, Tikar Pandan, Jeuneuroup dan Kanot Bu”, lanjut Zulfadli yang juga ketua Balai Sastra Samudra Pasai.
“Saat ini sudah lebih 25 peserta yang sudah konfirmasi ke panitia, umumnya dari Banda Aceh, ada juga dari Biruen dan Lhokseumawe dan Takengon. Namun, tambahnya, kita masih membuka pendaftran sampai hari Jum’at tanggal 22 Februari 2013 pukul 14.00 WIB, kita sangat terbuka untuk umum, mahasiswa, palajar dan guru”.
Menurut Zulfadli, “acara kemah ini bertujuan, pertama untuk menjalin silaturrahmi antar sastrawan Aceh, mungkin setelah konflik dan tsunami mereka jarang bertemu karena kesibukan masing-masing, melalui moment inilah kami akan mencoba mempertemukan mereka untuk melepas kerinduan.
Event ini juga bertujuan untuk membangun pemahaman dan penyamaan persepsi tentang warisan sastra karya Maulana Hamzah Fansuri dan Syamsuddin Assumatrani (Pasai) sebagai Bapak pembangunan peradaban Islam dan Bapak pengembang Melayu Pasai yang kemudain berkembang menjadi Bahasa Kenegaraan di Semenanjung Melayu dan Indonesia”.
Sementara itu rangkaian acaranya sendiri, pertama Syarah Karya Hamzah Fansuri pada malam harinya setelah Shalat Isya, pada pagi harinya do’a untuk Maulana Hamzah Fansuri dan muridnya Syamsuddin Sumatrani Pasai, terus dalam kemah ini peserta juga diminta untuk menulis secara spontan di lokasi acara, baik itu puisi maupun cerpen, “kami akan membukukan karya peserta, dan kami berencana menerbitkannya“.
Pihak panitia juga sudah merancang perkemahan ke depan yang akan mengundang peserta dari luar negeri seperti Malaysia, Rusia dan Turki setta sejumlah negara Asean, asia Fasifik serta belahan benua lainnya. “Acara ini kita laksanakan dengan meruripoh (patungan sesama peserta-red),” kata Zul.
Sementara itu sekretaris Institut Sastra Hamzah Fansuri, Mirza Putra, mengatakan kemah tersebut adalah salah satu program ISHF selain kelas menulis.
“Perkemahan ini untuk mempelajari betapa besarnya warisan Hamzah Fansuri dan murid-muridnya. Karya besar kedua pembangun peradaban Islam di Asia Tenggra ini sangat berguna bagi generasi Aceh sekarang dan ke depan”.
Acara Kemah ini akan di buka langsung oleh Wakil Gubernur Aceh Tgk Muzakir Manaf atau Mualem. (LG-007)