Lagi Soal PLTA Peusangan, Ratusan Warga Datangi DPRK Aceh Tengah

Persawahan warga di tepi danau Lut Tawar yang dilanda luapan air. (Lintas Gayo | Kha A Zaghlul)
Persawahan warga di tepi danau Lut Tawar yang dilanda luapan air. (Lintas Gayo | Kha A Zaghlul)

Takengon | Lintas Gayo – Masyarakat 4 kecamatan yang tinggal diseputaran Danau Lut Tawar, Kebayakan, Bintang, Lut Tawar dan Bebesen, Kamis (21/02/2013) berdemo ke DPRK Aceh Tengah.

Masyarakat tersebut berdemo menuntut pembuatan tanggul regulating weir oleh PLTA Pesangan yang telah mengakibatkan terjadinya kenaikan permukaan air Danau Lut Tawar yang berdampak terendamnya sawah dan tanaman masyarakat diseputaran danau.

Dikatakan salah satu tokoh masyarakat ke-4 kecamatan, Zulfikar AB, aksi demo ini juga berdasarkan hasil surat yang dikeluarkan PLTA Nomor : 005/02/PLTA Peusangan/2013 tertanggal 14 Februari 2013, yang berisi pernyataan yang ditanda tangani Manager Proyek Eko Andria.

“Isi surat tersebut jelas telah melecehkan pemerintah Kabupaten Aceh Tengah”, jelas Zulfikar.

Masyarakat seputaran danau yang terkena imbas dari pembuatan tanggul tersebut menuntut agar pihak PLTA pesangan bertanggung jawab penuh membayar ganti rugi dalam jangka waktu tidak terlalu lama, PLTA Peusangan jangan mencari kambing hitam karena curah hujan terlalu tinggi dan siklus tahunan. PLTA Peusangan telah melanggar HAM berat sehingga menghancurkan kehidupan kehidupan masyarakat petani diseputaran danau.

Pihak yang berdemo juga menyampaikan, hasil penelitian yang dilakukan Unsyiah yang tidak melibatkan masyarakat yang mengatakan kenaikan debit air sebesar 3,2 NN dianggap failed dan penuh rekayasa.

Mereka juga mengatakan jika tidak ada kesimpulan yang didapat pada tanggal 21 Februari 2013 maka masyarakat yang terkena dampak dari pembuatan tanggul tersebut akan menduduki tanggul yang berada di kampung Bale.

Dilanjutkan Zulfikar, masyarakat juga mengeluhkan akan minimnya anggota DPRK yang berada ditempat. “Kami kecewa dengan anggota dewan kita, sangat minim yang berada ditempat, apakah mereka asyik menonton pacuan kuda di Belang Bebangka sehingga mengabaikan tugas mereka selaku wakil rakyat”, tutur Zulfikar.

Menanggapi tuntunan masyarakat tersebut, wakil DPRK Aceh Tengah, M. Nazar mengatakan, harap bersabar menunggu pihak yang berkompeten dari PLTA.

Terkait minimnya anggota DPRK yang hadir, Nazar juga menyayangkan hal tersebut.

“Jika tidak sabar menunggu anggota yang lain silahkan jemput mereka, silahkan datangi rumah mereka dan jika perlu jemput mereka ke Lapangan Belang Bebangka jika mereka sedang menonton pacuan kuda”, kata Nazar.

Masyarakat yang mendatangi kantor DPRK Aceh Tengah telah menunggu selama 2 jam, namun hingga berita ini diturunkan belum ada pihak dari PLTA yang menjumpai mereka.

(LG-025)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.