Takengon | Lintas Gayo – Pembangunan proyek PLTA Peusangan hingga saat ini baru berjalan 20.07 persen. Rencananya, PLTA ini akan mulai beroperasi pada tahun 2016 dengan kapasitas 88 MW (setara dengan 70.000 rumah dengan daya 1.300 Watt).
Mega Proyek, pembangunan PLTA Peusangan diperkirakan akan menghabiskan anggaran mencapai Rp 2,1 trilliun yang bersumber dari pinjaman JICA (sebuah NGO asal Jepang) dan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Jika nanti proyek ini dapat selesai dan tepat waktu akan membawa banyak keuntungan bagi masyarakat dan daerah, yakni PLTA Peusangan mampu menyediakan energi listrik sebesar 88 juta Watt khususnya di Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah dan Propinsi Aceh pada umumnya.
“Artinya, proyek PLTA Peusangan bukan hanya mampu menerangi Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah saja, tapi juga Provinsi Aceh secara umum,” tulis pihak PT. PLN (PERSERO) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Listrik Sumatera I Unit Pelaksana Konstruksi PLTA Peusangan dalam materi paparan yang disampaikan Nanda Dani Arianto untuk mengisi seminar pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Peusangan dan diterima Lintas Gayo melalui panitia, Sabtu 16 Maret 2013 lalu.
Selain itu, proyek PLTA Peusangan ini juga akan membantu mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan investasi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi di dua daerah ini akan membaik dimasa mendatang.
“Yang terpenting memberi pasokan energi listrik di daerah terpencil di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, sehingga bisa mengatasi gangguan listrik di Aceh yang terjadi selama ini. Dan satu keuntungan lainnya yakni menumbuhkan potensi pariwisata di Kabupaten Aceh Tengah,” tulis pihak PT. PLN tersebut.
Dalam pembangunan PLTA Peusangan ini, dibutuhkan bendungan atau irigasi penunjang. Tujuan dibangunnya bendung irigasi pada saluran-saluran irigasi yang sudah ada yaitu untuk menjamin ketersediaan air. (Tim)