Takengon | Lintas Gayo – Politisi Partai Golkar wilayah Gayo, Tagore adalah sosok yang disegani oleh para elit politik di Aceh, jadi kami tidak heran kalau dirinya tidak di usung menjadi calon anggota DPR-RI oleh tim seleksi DPD I Partai Golkar. Demikian pernyatan pengamat politik Aceh Tengah, Zuhri Syafriwan, AB kepada Lintas Gayo, Sabtu 13 April 2013 malam.
Dan sebenarnya jauh hari pihaknya sudah curiga apa yang akan terjadi. Karena kewenangan ada di tingkat Provinsi. “Kita juga mau melihat sejauh mana loyalitas dan keseriusan partai Golkar di Provinsi untuk memajukan partai Golkar dan juga para kadernya, khususnya diwilayah tengah,” kata Zuhri.
Kami membaca ada skenario politik yang sedang dimainkan oleh para elit politik Aceh, saya tidak usah sebutkan siapa-siapa orang yang bermain, tetapi dari proses politik itu sendiri kita dapat membacanya.
“Artinya ada upaya sistematis untuk menghabisi karir politik dan membatasi ruang gerak pak Tagore. Karena beliau sangat konsen memperjuangkan ALA. Jadi wajar pemerintah Aceh takut, karena pemerintah Aceh tidak menginginkan lahirnya Provinsi ALA,” tukas Zuhri.
Menurutnya, saat ini tergantung sikap Tagore, langkah apa yang harus ditempuh. “Kami sangat menginginkan pak Tagore tetap maju menjadi calon anggota DPR-RI dari Daerah Pemilihan 2. Karena memang beliau merupakan salahsatu tokoh yang ideal sebagai perwakilan kami duduk di parlemen,” imbuhnya.
Dengan tidak diusungnya pak Tagore, lanjut Zuhri, ini membuktikan bentuk diskriminasi terhadap wilayah tengah.
Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Maksudnya tidak mungin kami masyarakat Gayo ingin melepaskan wilayah dari Provinsi Aceh, sekiranya Pemerintah Aceh maupun elit-elit politik Aceh dapat berlaku adil dan tidak diskriminasi terhadap wilayah tengah.
“Kepentingan pemerintah Aceh terhadap wilayah Gayo sangat besar, maka pemerintah Aceh tetap menolak ALA. Untuk itu saya berharap seluruh elemen masyarakat di Gayo, dapat memahami hal ini,” pungkas Zuhri Syafriwan, AB. (LG003)