Puisi Kopi Faridah Roni

Di Suatu Perjalanan

Dalam perjalanan dari Badung ke Singaraja

jalan berliku, desiran angin hadirkan rindu

jejeran pohon-pohon kopi di sepanjang jalan

harum semerbak wangi bunga kopi

yang dibawa hembusan angin

seakan aku berada di Singah Mata

sesak terasa didalam dada air mata mengalir tak terasa

 

Rindu membuat hati menjadi sendu

aku terkurung dalam kenangan

pada tanah kelahiran dan pada ibu

ibu yang selalu mengajari aku

memetik buah kopi, menjemur buah kopi

menumbuk kopi menjadi bubuk

menyeduh kopi yang lezat dan nikmat

Jakarta, 28 Nopember 2011

Selalu Ada Rindu

Selalu ada rindu pada lekukan lembah dan bukit yang hijau

pada pohon-pohon kopi yang berjejer rapi

daunnya berkilat tertimpa sinar mentari

 

selalu ada rindu pada cabang-cabang yang keberatan

sarat dengan buah berwarna merah

petani memetik kopi sambil bernyanyi

musangpun tak ketinggalan mencari rezeki

 

Selalu ada rindu pada harum aroma kopi pagi

yang selalu membangunkan aku

dari mimpi-mimpi

 

Selalu ada rindu pada harum wangi bungamu

pada aroma dan lezat rasamu pada warna hitammu

takkan terlupakan dari waktu kewaktu

Banda Aceh, Oktober 2012

 

Kami Datang Mengundang

Dari jauh kami langkahkan kaki dengan membawa seceret kopi

beserta sirih dengan kapurnya sebagai tanda kebesaran hati

 

Kami tuangkan kopi kedalam gelas pembuka kata pemanis rasa

agar hasrat yang ada dihati tersampaikan tanpa kendala

 

Kami datang mengundang dengan segelas kopi

tanpa tulisan tanpa tanda tangan

hitam warna kopi, tapi putih hati kami

 

Kami menunggu kehadiran sahabat dan kerabat

pintu telah kami bukakan

tikar telah kami bentangkan

doa kita bersama untuk kebahagiaan

Banda Aceh, Oktober 2012

Kotaku Dan Warung Kopi

Datanglah kekotaku

Singgahi semua tempat yang engkau mau

Lihatlah semua tempat bersejarah

Dan saksikan  monumen kenangan tak terlupakan

Masjid Raya, Keerkhof, Taman putro phang

Kapal apung, kapal diatas rumah

Museum tsunami dan banyak lagi

 

Bila engkau telah selesai menjelajah

Mari sejenak melepas lelah

Sambil menikmati segelas kopi

Aku tawarkan tempat padamu

Terserah mana yang engkau mau

Karena disetiap sudut kotaku

Ada tempat untuk menikmati lezatnya kopi

 

Solong ulee kareng, daphu kupi, 3 in 1 coffe

Romens, Taufik kopi, Black Jack coffe

Banda kupi, Tower coffe, Rumoh Aceh kupi dan lainnya

Siap melayani dari pagi hingga  pagi

Sampai engkau puas menikmati

Banda Aceh, September 2012

Faridah RoniFaridah Roni. Lahir di Takengon, Aceh Tengah 30 Desember 1956. Menyelesaikan pendidikan di jurusan Fisika FKIP Unsyiah, Darussalam Banda Aceh, dan jurusan Pendidikan Elektronika Komunikasi FKIP Padang. Kini bekerja sebagai seorang pendidik di SMK Negeri 2 Banda Aceh. Puisi-puisinya dimuat dalam antologi puisi “Ziarah Ombak” (Lapena-2005), dan kumpulan puisi penyair perempuan Aceh “Lampion” (Lapena-2007), antologi Tiga Bahasa (Indonesia, Gayo-Inggris)  “Pasa” (The Gayo Institute, 20012)  dan lain-lain.

Puisi Faridah Roni dinyatakan lulus seleksi tahap pertama dari sejumlah karya yang dikirimkan, dan dinyatakan berhak menjadi nominator karya yang akan dimuat dalam Buku Antologi Puisi “Secangkir Kopi”  terbitan The Gayo Institute (TGI) dengan Kurator Fikar W Eda dan Salman Yoga S.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.