Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*
“Kehadiran partai Islam dalam peta politik Aceh sepatutnya memberi warna penuh dalam penegakan Syari’at Islam.
Diseluruh penjuru Nusantara bahkan diseluruh penjuru dunia, Aceh dari masa Sultan Iskandar Muda sampai era modern sekarang ini terkenal Aceh masih eksis dengan sebutan “serambi Mekkah” tapi dalam prakteknya penegakan syari’at Islam di serambi mekkah ini masih ragu-ragu atau masih adanya kekhawatiran dari pihak lain dan kita sebagai orang Aceh masih terlena dengan kemasyhuran sejarah Aceh yang pernah Berjaya pada masa silam.
Aceh sebagai wilayah yang menerapkan syari’at Islam semestinya juga harus memiliki nuansa-nuansa politik Islam yang kental dengan adanya beberapa parpol Islam di Aceh. Karena dengan parpol Islam inilah penegakan syari’at Islam bisa terlaksana secara kaffah, dengan mengesahkan qanun jinayah misalnya yang selama ini masih berjalan ditempat sedangkan qanun keparawisataan dan qanun WN telah goal terlebih dahulu, sangat disayangkan dan apalah arti syari’at Islam di Aceh jika parpol Islam saja tidak memberikan warna secara kental dalam menegakkan syari’at Islam.
Sejarah mengatakan bahwa, parpol Islam di Aceh pernah Berjaya pada pemilu 1982 silam yaitu partai Islam yang sudah berakar di Aceh “Partai Persatuan Pembangunan (PPP)”, partai yang berlambang ka’bah itu mengalahkan partai-partai sekuler lainnya tapi para politisi yang berhaluan Islam ini untuk memperjuangkan kehadiran Islam secara kaffah tidak berjalan secara mulus, karena ada gerakan yang datang dari berbagai pihak di era kejayaan orde baru. Pada tahun 1987, PPP malah harus menerima kekalahan diserambi mekkah ini dari partai sekuler kemudian pada tahun 1999 PPP kembali memenangkan Pemilu pada era Reformasi dan lagi-lagi masa kejayaan tidak berlangsung lama, dalam pemilu 2004 PPP kalah dan berlanjut hingga pemilu 2009.
Partai Islam Kurang Populer
Dalam perjalanannya partai Islam kalah saing dengan parpol lainnya bahkan tidak populer sama sekali dikalangan khalayak banyak, hal ini terungkap dalam Survei Lingkaran Indonesia (LSI), LSI merilis prediksi masa depan partai Islam, “partai Islam hanya jadi komplementer di 2014, jadi pelengkap saja” kata peneliti LSI Adjie Alfaraby, seperti dikutip detik.com, ahad 14 Oktober 2014. Adjie mengatakan popularitas partai Islam seperti PKS, PAN, PPP dan PKB ada dibawah angka 5 persen dan dari versi Lembaga Survei Nasional (LSN), menurut Direktur Eksekutif LSN, Umar S Bakry seperti dikutip Harian Republika (17/10/12), mengatakan parpol lain Islam memperoleh persepsi bersih, tapi suaranya tak signifikan karena kinerja parpol Islam masih rendah dalam merebut hati rakyat. Penyebab lainnya adalah ketidak mampuan parpol Islam dalam menjalankan performa sebagai partai berbasis Islam.
Status Aceh sebagai daerah Istimewa yang mempunyai Partai Lokal, pasca MoU Helsinky telah membuat peta perpolitikan di Aceh semakin seru, tegang dan memanas disetiap kabupaten/kota di Aceh layaknya sebuah film peperangan yang ingin mengakhiri adegan film dengan kemenangan walaupun ada kebakaran, intimidasi dan nyawa sekalipun bisa hilang. Pada pemilu 2009 lalu Aceh sudah dipentaskan dengan semaraknya beragam partai, partai Nasional dan kehadiran partai lokal yang mempunyai pengaruh yang sangat signifikan dan fanatisme dari rakyat Aceh. Dengan kondisi seperti ini, bagaimana nafas dan nasib partai Islam di bumi serambi mekkah ini, akankah mereka mampu menunjukkan kekuatan mereka dengan memenangkan pemilu 2014 Aceh ???, kita tunggu saja..
(Alm. K.H Zainuddin Mz), Da’i sejuta umat itu mengatakan dalam pidatonya bahwa jika ingin menang maka harus kuat, jika ingin kuat maka harus bersatu dan jika ingin bersatu maka lakukanlah Silaturahim. Sudah saatnya Partai-partai Islam di Aceh seperti PPP, PKS, PKB dan PAN yang mempunyai pendukung banyak bangun dari tidur yang lelap, bersatu dan menjalin hubungan yang erat dengan membudayakan silaturahim antar politisi Islam sehingga pada pemilu 2014 bisa menang sehingga dengan niat yang tulus dan visi misi partai bisa terwujud dengan menegakkan syari’at Islam di Aceh secara kaffah. Jika menolong Agama Allah maka Allah yang akan menolong kita…
*Penulis: Kompasioner dan Peminat Politik