Oleh : Azmi *)
Fenomena lebaran yang begitu dahsyat dipastikan hanya dikenal atau terjadi di Indonesia, Fenomena ini menjadi cermin sosial paling benderang yang mendiskripsikan bagaimana sesungguhnya hajatan budaya tahunan masyarakat negeri ini digelar.
Lebaran tetaplah menjadi momen yang menggembirakan dan membahagiakan bagi Masyarakat, meskipun banyak tantangan dan resiko yang mungkin dialami saat melakukan mudik Lebaran, sampai-sampai nyawa bisa menjadi taruhannya. Namun semua itu seperti terbayarkan dengan rasa bahagia saat tiba dikampung halaman dan bisa berkumpul dengan sanak saudara dan keluarga.
Prosesi lebaran di daerah Gayo adalah prosesi lebaran yang juga hampir sama dengan lebaran di daerah-daerah lain di Indonesia, ada banyak budaya positif masyarakat Gayo pasca lebaran yang perlu kita apresiasi dan harus terus kita junjung tinggi dan lestarikan setiap tahunnya, namun ada juga prilaku negatif masyarakat Gayo pasca lebaran yang perlu kita benahi dan perbaiki kedepannya agar masyarakat Gayo menjadi daerah yang maju dan jaya.
Saya akan memaparkan beberapa prilaku negatif masyarakat Gayo pasca lebaran dilaksanakan, dan ini seperti berulang-ulang terus terjadi pada setiap tahunnya, prilaku-prilaku negatif tersebut adalah:
Pertama, Setelah sholat Idul Fitri dilaksanakan, paling cepat pada hari ketiga-sampai hari ketujuh lebaran, biasanya banyak dari masyarakat Gayo yang berbondong-bondong berpariwisata ke pinggir Danau Laut Tawar yang disertai dengan segala macam hiburan yang diadakan disana. Selama lebih kurang satu minggu berturut-berturut Danau Laut Tawar akan terus dipenuhi dengan para pengunjung yang datang bersama keluarga besar, ikatan alumni sekolah atau universitas, teman-teman dekat, pasangan, serta orang-orang spesial lainnya. Biasanya banyak dari para pengunjung yang datang tersebut membuang sampah berupa sampah plastik dan sampah lainnya disembarang tempat atau meninggalkannya di pinggir danau setelah piknik dan makan-makan selesai.
Kedua, Banyak dari anak-anak muda yang secara bebas berbonceng-bonceng santai, tidak menggunakan jilbab dan berpakaian ketat bagi sebagian wanita, berdua-duaan ala Beru Bujang yang bukan muhrim, sehingga terasa bertolakbelakang dengan motto daerah yang dipajang disepanjang jalan pinggiran Danau Laut Tawar dengan tulisan “Selamat datang di kawasan wisata Islami”.
Ketiga, Pasca lebaran biasanya terjadi peningkatan fenomena degradasi moral dikalangan anak muda khususnya para remaja di Gayo yang melakukan track-track-an sepeda motor di sore hari khususnya di akhir-akhir bulan ramadhan, permainan judi (Main Tuwok), judi online, sabung merpati dan lainnya.
Keempat, Pasca lebaran juga marak diadakanya hiburan berupa pertunjukkan-pertunjukkan musik langsung yang diselenggarakan di pinggir Danau Laut Tawar yang terkadang mengandung unsur-unsur yang jauh dari nilai-nilai luhur ramadhan dan anehnya fenomena tersebut seolah menjadi suatu kebudayaan tersendiri dimasyarakat Gayo.
Begitulah sedikit gambaran fenomena pasca lebaran yang terjadi di daerah Gayo, semoga bisa kita renungkan dan kita jadikan pelajaran bersama demi menumbuhkan semangat perbaikan dan kebersihan di Dataran tinggi Gayo, tentu harus kita mulai dari diri sendiri yang kemudian kita aktifasikan dalam pendidikan keluarga.
Terakhir, bagi kita semua, jangan sampai semua pahala kebaikan dan nilai-nilai ibadah kita selama satu bulan berpuasa di bulan ramadhan kita rusak dan menjadi sia-sia karena etika-etika yang kita lakukan tidak sesuai dengan nilai-nilai syari’ah dan benar-benar jauh dari nilai-nilai islami.
Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada Yogyakarta *)
Gayo banyak keturunan yahudi maka nya gitu tidak ada di suku lain
Gere ke salah nikoa ya dek, berari ke kope keta termasuk Yahudi ya ge, nti le salah kse dek nume urang gayoa keturunen Yahudi, tp perbueteni jemaeaya melebihi Yahudia, ntti renye lagu noay becerak yoh, lagu gere berkumur awahma ya je, ike nosah saran ke si jerohe kune.
anda memang jeli membaca situasi dan kondisi, tapi apa anda juga jeli dan jitu memberi solusi?
Beutoi that nyan teungku meutuah, peu jadeh singoh ta meu uroe raya, peu peu kateuen? Timphan balon nyoh..
Beutoi that nyan teungku meutuah, peu jadeh singoh ta meu uroe raya, peu peu kateuen? Timphan balon nyoh
Tulisan nyoe analis jih paih that, tapi tiep boh kelompok masyarakat ka pasti na tradisi nyang haruih i peuthen, hana peu yo bah meunan ih keudeh berevolusia keudroe jih menyesuaikan droe keu droe,,,