9 Hal ini Bisa Kita Lakukan Bantu Gaza

Oleh: Afriadi Sanusi

DI TENGAH kenikmatan umat Islam menjalankan ibadah Ramadhan, kita semua harus disuguhi kesedihan dengan berita kekejaman Zionis-Israel menyerang umat Islam di Gaza.

Siapapun tahu, Gaza adalah benteng “pertahanan terakhir” kehormatan umat Islam di seluruh dunia. Lebih dari 60 tahun lamanya penjajah Israel mencapok dan merampok wilayah umat Islam, dan ratusan ribu saudara-saudara kita di tempat itu telah menjadi martir membela kehormatan umat Islam.

Seperti kata para pemimpin dunia, PBB tidak akan bisa bisa kita harapkan apa-apa dalam menyelesaikan masalah Gaza ( dan seluruh Palestina).

Amerika –sebagai negara kuasa besar dunia– bahkan kembali menolak resolusi PBB untuk campur tangan dalam masalah ini.

Setiap hari manusia tidak berdosa dibantai, lalu kemana menghilangnya suara-suara LSM HAM dan kaum liberal yang dulunya heboh di saat diijatuhkannya eksekusi mati Febianus Tibo dkk pada 12 Agustus 2006 atas peristiwa pembantaian umat Islam di Poso? Sementara di saat sama mereke membisi  saat hukuman yang sama dijatuhkan kepada Amrozi cs?

Rakyat Palestina adalah juga manusia yang memiliki hak untuk hidup damai, aman dan merdeka. Penderitaannya bahkan jauh lebih lama, lebih buruk dan lebih sadis dari korban bom Bali.

Lebih 60 tahun lamanya mereka dijajah, hak-hak mereka dirampas, dizalimi dan disaat mereka melawan dan mempertahankan wilayahnya sendiri dicap “teroris” dan ketika Zionis-Israel  menyerang dan memborbardir, mereka menyebutnya  “mempertahankan diri”.  Sementara di saat yang sama semua negara (termasuk media massa) ikut ambil bagian dan mendiamkannya.

Inilah “kejahatan sistematis” dunia kepada Muslimin di Palestina. Masalahnya, apakah kita hanya diam? Dan cukup puas melihat gambar dan berita saja?

Di bawah ini ada sembilan poin (kerja jangka pendek & jangka panjang), setidaknya hal ini bisa kita lalukan untuk Muslimin di Gaza & Palestina dan untuk masa depan umat Islam.

Jangka Pendek

Pertama, berdoa

Doa adalah senjatanya orang mukmin. Doa bahkan merupakan pangkalnya ibadah. Sebagaimana Sabda Rasulullah: “Doa adalah pangkalnya Ibadah.” (HR. Tirmidzi)

“Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah, selain daripada doa.” (HR. Ibnu Majah dan Abu Hurairah)

Mushollah/Masjid/khatib di mana saja bisa melakukan qunut nazilah. Malam-malam qiyamul lail kita juga bisa kita panjatkan untuk saudara-saudara kita yang sedang dijajah.

Kita harus yakin bahwa sebesar apapun peralatan yang dimiliki musuh Allah, masih ada kekuatan yang tidak tertandingi dan tidak bisa dikalahkan yaitu Allah Subhanahu Wata’ala itu sendiri. Maka kuncinya adalah keteguhan kita untuk terus-menerus bermohon pada Allah dalam doa (bisa dilakukan oleh seluruh umat Islam di mana saja, khususnya saat Ramadhan ini)

Kedua , mendesak PBB dan Amerika

Dengan mengadakan demonstrasi ke kedutaan mereka diseluruh dunia (Mungkin bisa dilakukan oleh Ormas-ormas Islam seperti PKS, Muhammadiyah, NU, Persis, al-Wasliyah, hidayatullah, Al Iryad, lembaga-lembaga kampus dll). Boleh jadi kecil merubah pikiran Amerika yang selalu condong Israel. Setidaknya menunjukkan pada semua orang, siapa mereka.

Ketiga, berjihad (termasuk jihad dengan harta)

Faktanya,  dengan berjihad ke Palestina dalam keadaan lemah, tiada persenjataan, sementara musuh-musuh menggunakan tank baja dan peralatan canggih, sama saja dengan bunuh diri.

Tetap lakukan sesuatu, sekecil apapun itu lebih berarti daripada cuma melihat saja. Setidaknya kita masih bisa berjihad dengan harta kita. Sisihkanlah sebahagian harta untuk membantu saudara (umat Islam itu bersaudara –al-Qur`an-). Saudara kita di Palestina yang sangat memerlukan bantuan.

Gunakan ilmu kita untuk “berjihad”. Lewat tulisan, opini,  facebook, twittwer, poster, desain, gambar bahkan karikatur sekalipun. Itu jauh lebih baik dibanding kita tidak melakukan apa-apa.

Umur, ilmu dan harta kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak. Apalagi jika cuma diam saja.

“Tidak akan beranjak kaki seorang hamba dari tempat berdirinya dihadapan Allah pada hari kiamat sebelum dia ditanya tentang empat perkara, yaitu tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmu bagaimana diamalkan, tentang harta bagaimana cara memperoleh dan kemana dibelanjakan, dan yang terakhir yaitu tentang jasmani untuk apa dipergunakan.” (HR Thabrani)

Abi Hamzah Anas bin Malik ra. pelayan Rasulullah dari Nabi telah berkata: “Tidak sempurna iman seseorang diantaramu hingga mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (Bukhari – Muslim)

Jadi lakukan sesuatu!

Keempat, kampanye boikot

Meski sederhana, ini bisa berdampak besar. Serukan saudara, teman, keluarga untuk menghindari dan memboikot produk-produk yang mendukung Zionis-Israel.

Menteri Keuangan ‘Israel’, Yair Lapid, pernah mengatakan bahwa peluang kerugian ‘Israel’ adalah mencapai 20 miliar shekel (sekitar 68 triliun rupiah) gara-gara boikot masyarakat. (SahabatAlAqsha.com)

Akibat kampanye Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) terhadap penjajah zionis ‘Israel’ di Eropa telah membuat
‘Israel’ meningkatkan perhatian mereka terhadap BDS dengan membangun departemen khusus untuk melawan kampanye. Meski sepele, tapi ini punya pengaruh.

Karenanya, galakkan ‘kampanye boikot produk Zionis” mulai sekarang.

Jangka Panjang

Pertama, mendesak OKI (Organisation of the Islamic Conference) harus bisa berperan sebagai pemersatu negara-negara Islam yang terpecah. Setidaknya bersatu kerjasama yang rapat dalam bidang ekonomi, (export-inport, perbankan, makanan halal, mata uang mas dan dinar) ketenteraan (membentuk tentera2 Islam seperti NATO) politik, (yang berperan memperjuangkan Islam), pendidikan, kesehatan, pariwisata dan sebagainya.

Walaupun menyatukan negara hampir saja mustahil, namun setidaknya kita bersatu dalam hal2 dasar diatas

Kedua, umat Islam harus makin cerdas

Kita harus makin pandai dan bijak serta menguasai semua disiplin ilmu pengetahuan. Agar tidak lagi meriam dilawan dengan batu ataupun bambu runcing layaknya zaman Belanda dahulu.

Kekayaan negara harus dimanfaatkan sepenuhnya untuk biaya pendidikan, membangun infrastruktur, sebab dengan demikian ekonomi akan berjalan lancar di tengah masyarakat yang pintar dan memiliki infrastruktur lebih baik.

Ketiga,  umat Islam harus menguasai ekonomi dunia

Diantaranya mensosialisasikan perbankan Islam, mensosialisasikan makanan halal agar makin diterima di tingkat internasional

Keempat, jangan lagi tergantung asing

Kita haru mampu mengelola sendiri sumber daya alam dan tidak lagi diserahkan kepada orang asing

Kelima, umat Islam harus bersatu

Setidaknya tidak berpecah hanya karena partai, ormas dan kepentingan sesaat. Kita harus terus memperkecil masalah yang besar dan menghilangkan masalah yang kecil, terutama dalam hal khilafiyah.* (Hidayatullah.com)

Penulis sedang melanjutkan studi di Universiti Malaya Kuala Lumpur, Malaysia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.