Takengen | Lintas Gayo– Wacana pemekaran Kabupaten Aceh Tengah menjadi Kota Madya Takengen, hanya menghambat proses perjuangan lahirnya Provinsi Aceh Leuser Antara (ALA). Karena, dianggap sebagai pengalihan isu dan melemahkan perjuangan rakyat untuk pisah dari Aceh.
Hal tersebut seperti yang dikatakan Humas KP3 ALA Pusat, Zam Zam Mubarak kepada Waspada, Senin (10/11) di Redelong, Kabupaten Bener Meriah.” Wacana pemekaran Aceh Tengah melahirkan Kota Madya Takengen yang didukung oleh Gubernur Aceh, adalah pengalihan isu oleh pihak gubernur Aceh agar perjuangan yang sudah sejak lama diupayakan menjadi kabur,” ungkapnya.
Ditambahkannya, memekarkan kabupaten bukan alasan untuk mensejahterakan rakyat. Menurutnya, memekarkan Provinsi ALA adalah untuk menghindari ketertinggalan di sejumlah kabupaten adalah hal yang benar.
“Aceh Tengah akan memekarkan Takengen menjadi kota madya, apabila Provinsi ALA sudah terbentuk. Ini baru benar dan sesuai dengan garis perjuangan para pendukung ALA,” ungkap Zam Zam Mubarak.
Kemudian ditambahkannya, dengan adanya pemekaran kota madya akan berdampak pada resiko politik dan berdampak secara teknis. Karena tidak mungkin dalam waktu bersamaan, lahir sebuah provinsi dan kota madya.
Kemudian menurut Zam Zam, salah satu resiko politik pemekaran kota madya, pejabat sementara otomatis ditunjuk oleh gubernur. Hal tersebut melemahkan percepatan pemakaran ALA, karena otomatis orang yang ditunjuk tentunya pejabat yang tidak berpihak terhadap pemekaran ALA. Apalagi sudah jelas, dalam graind desaign Pemekaran Provinsi Aceh akan dilaksanakan pada tahun 2016. (b33/ Waspada edisi Selasa 11 Nov 2014)