Takengen | Lintas Gayo – “Kehadiran Polantas di tengah masyarakat adalah memberikan pelayanan, tempat bertanya dan sumber informasi. Sehingga, setiap anggota Polantas perlu pangayaan ilmu sebagai bekal dalam tugas keamanan, keselamatan, dan ketertiban masyarakat,” sebut Kapolres Aceh Tengah, AKBP. Dodi Rahmawan, saat menyampaikan amanat Kapolda Aceh di MapolresKapolres, Rabu (01/04/2015) pagi, tanda dimulai operasi Simpatik Rencong 2015.
Kapolda Aceh, Drs. M. Husein Hamidi, dalam amanatnya menyebutkan, ada 5 point yang harus diperbaiki pihak Polantas dalam memberikanpelayanan kepada masyarakat. Kelima harapan perbaikan itu ; pertama , anggota Polantas kurang memahami fleksibilitas posisi Polri dalam masyarakat pada waktu menjalankan tugas dan perannya.
Kedua , anggota Polantas belum maksimal melakukan perubahan mendasar pada tugasnya secara santun dan humanis. Tiga, anggota Polantas belum melakukan perubahan tata nilai, pola pikir dan pola tindak.
Persaolan lainnya, aggota Polantas masih menganut paradigma lama yang kental dengan sosok pemegang otoritas kekuasaan budaya dilayani. Sementara penyakit yang kelima, anggota Lantas masih melakukan penyimpangan dalam pelaksanaan tugas dengan motivasi mendapat imbalan.
Untuk itu Kapolda berharap agar Polantas mampu merubah minset dan paradigm dalam melaksanakan tugas. Meningkatnya disiplin anggota polantas dan terwujudnya pelayanan polantas yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme, serta terwujudnya masyarakat yang tertib dan patuh hukum dalam berlalu lintas.
Menindak lanjuti kebijakan nawa cita Presiden RI (2015-2019), Polri telah melaksanakan program Quick Wins, oleh karena itu konsep operasi simpatik rencong tahun 2015 ini mengambil tema “Polantas sebagai penggerak revolusi mental dan pelopor tertib sosial diruang publik guna mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat”.
Bagaimana aflikasinya di lapangan? Masyarakat menanti kinerja pihak Lantas Aceh Tengah dalam memberikan pelayanan publik agar lebih baik dari yang sebelumnya. Iqoni RS