Blangkejeren | Lintas Gayo– Ditengah gencarnya penegakan Syariat Islam di Kabupaten Gayo Lues, harus ternoda dengan aksi taruhan sejumlah oknum masyarakat dalam perlombaan pacuan kuda di Buntul Nege.
Anehnya, pemandangan ini, dilakukan didepan anak-anak dan pedagang, mayoritas perempuan. Lebih aneh lagi, aksi taruhan itu tidak jauh dari tempat duduk sekumpulan pejabat pemkab setempat, namun terkesan dibiarkan.
Mulyadi, seorang warga Blangkejeren kepada Insetgalus.com, Sabtu ( 19/09/2015), di Stadion pacuan kuda, turut menyayangkan pemandangan yang menyedihkan itu.
“Seharusnya hal ini tidak perlu terjadi, apalagi di depan sejumlah pedagang dan anak-anak, ditambah sekumpulan pejabat Gayo Lues yang duduk tidak jauh dari tempat mereka,” kata Mulyadi.
Yang paling menyedihkan kata Mulyadi, kejadian itu berjalan biasa-biasa saja tanpa ada teguran dari siapapum termasuk pihak panitia dan sejumlah aparat keamanan yang berada di stadion tersebut, ” sehingga tampak jelas terkesan dibiarkan”.
Hal senada turut disayangkan, Yusuf, seorang tokoh masyarakat setempat, “kita sangat menyayangkan hal ini, sepertinya, kali ini ada yang harus kebakaran jenggot,” katanya.
Lanjut dia, seharusnya budaya taruhan sudah saatnya dihilangkan, apalagi ditengah gencarnya syariat islam dan pelaksanaan hukuman cambuk.
Dengan, pemandangan yang tidak menunjukkan moral bangsa itu, mereka berharap pemda setempat, pihak keamanan dan Dinas Syariat Islam agar menertibkan situasi tersebut. “Kita berharap, akan ada tindakan yang dilakukan terkait hal ini,” harapnya. (Bakry Bacang/ Insetgalus)