Takengen | Lintas Gayo – Hingga hari ini, Jumat (29/4/2016) sore, persoalan sampah di Kota Takengen belum tuntas. Sudah lebih sepekan limbah ini menjadi masalah. Truk pengangkut sampah yang dihadang warga kawasan Uwer Tetemi, masih diparkirkan di Kantor Camat Silih Nara.
Sudah dua wilayah (Linge dan warga seputar Uwer Tetemi) yang melakukan penolakan pembuangan sampah di kawasan mereka. Namun sejarah baru diukir Uwer Tetemi. Kawasan yang disebut-sebut Pemda ini akan menghasilkan energy, justru mendapat perlawanan ketat dari masyarakat.
Aceh Tengah sudah mencatat sejarah baru. Sampah harus dikawal aparat keamanan. Aksi dorok, teriakan histeris dan agar betis terjadi di Uwer Tetemi. Pasukan pengawal sampah yang langsung dikomandoi AKBP. Dodi Rahmawan, tidak mau berbenturan dengan masyarakat.
Suasana tegang sejak awal sudah terlihat. Saat Lintas Gayo tiba di lokasi, masyarakat melakukan pagar betis dengan membantangkan spanduk melarang masuk sampah ke kampung mereka. Kaum ibu dan anak-anak juga ikut ambil bagian.
Aksi dorong mendorong terjadi, bahkan seorang ibu berteriak histeris. Warga tetap bertahan, bahkan saat dilangsungkan dialog dengan Kapolres AKBP. Dodi Rahmawan dan Dandim Letkol. Fery Ismail, warga di sana tidak surut.
“kami disini menderita karena sampah. Kalau bapak mau membuang sampah di sini, silakan tembak kami duluan,” sebut salah seorang warga saat dilangsungkan dialog dengan Dandim. Namun Fery Ismail, hanya membalas senyum permintaan masyarakat ini, sambil memperbaiki kacamatanya.
Kapolres Dodi Rahmawan juga pasang badan mengamankan warga. Bahkan ketika suasana agak sedikit panas, pasukan polisi lengkap dengan tameng turun tangan untuk membuat pagar betis. Namun Kapolres justru marah dan melarang anggotanya untuk melakukan pagar betis. Walau sempat terjadi aksi dorong, Kapolres membiarkan massa melepaskan unek uneknya, tanpa pagar betis.
Kapolres mengajak masyarakat berdialog dan berusaha mendinginkan suasana, sembari menunggu kehadiran Bupati Aceh Tengah Nasaruddin di lokasi. Sikap Kapolres mampu membangun dialog, walau masyarakat tetap dengan prinsipnya.
Walau bupati turun tangan, namun hingga menjelang dini hari tetap belum ada titik temu. Truk truk yang sudah mengangkut sampah itu, ahirnya putar haluan diamankan di Kantor Camat Silih Nara. Sejarah baru untuk Aceh Tengah ketika truk sampah dikawal aparat keamanan (Bersambung/ Red LG/ Khosi Nawar T)