Takengen | Lintas Gayo- Aceh Tengah memiliki sejumlah sumber air yang dapat memunuhi kebutuhan masyarakat, khususnya di seputran kota Takengen. Air diseputran kota Takengen yang selama ini dikelola PDAM layakkah untuk kebutuhan public?
Pertanyaan itu muncul dari Shabella Abubakar Bupati terpilih Aceh Tengah, ketika dilangsungkan silaturahmi antara Shabella dengan insan Pers di gedung PWI Aceh Tengah. “ Apakah ada yang tahu bagaimana hasil laboratorium tentang air yang selama ini digunakan masyarakat yang dikelola PDAM,” tanya Bella panggilan akrab bupati.
Kalau sumber air yang diminum berasal dari Danau Lut Tawar apakah hasil uji labnya layak untuk dipergunakan. Danau Lut Tawar saat ini sudah mulai tercemar. Beragam limbah pembuanganya bermuara ke danau.
Apalagi kawasan yang berada di pinggiran danau, tingkat pencemaranya dapat dilihat dengan mata. Silakan cek seputar kawasan tanggul Mendale- Boom. Demikian dengan kawasan One-One yang dipergunakan untuk keramba jarring apung.
“Para penyelam yang mencari ikan di seputar teluk One-One lokasi pengembangan keramba apung ini, mereka melihat pellet yang dijadikan makanan ikan. Di dalam danau ini limbah pellet dari makanan ikan ini sudah menjadi gunung,” sebut Bella.
Bila mengandalkan air yang bersumber dari Danau Lut Tawar kelayakanya masih kita pertanyakan. Kita juga tidak tahu bagaimana sebenarnya hasil lab, sehingga pihak PDAM menjadikan air dari danau di Bebuli menjadi sumber air bersih,” katanya.
Bila nanti masa kepemimpinya, Shabella akan berupaya mencari sumber air lainya. Dari Toweren dan Atu Gajah. Kawasan ini ekosistem hutanya harus dilestarikan agar bisa dijadikan sumber penghidupan bagi masyarakat, jelasnya. Bersambung(LG 01)