Banda Aceh | Bendera kerajaan Linge dikibarkan di anjungan PKA Aceh Tengah. Bendera kebesaran yang membuktikan di Gayo sudah ada sebuah kerajaan dari jaman dulu, berkibar selama 35 menit di dalam anjungan.
Pengibaran bendera yang dilakukan dengan teaterikal itu, menarik perhatian pengunjung. Kamis ( 9/8/2018). Semula direncanakan bendera itu akan dikibarkan di luar anjungan, namun dengan berbagai pertimbangan, ahirnya dikibarkan di dalam anjungan.
“Pengibaran ini pada prinsipnya ingin mengembalikan spirit urang Gayo, bahwa dinegeri mereka sudah ada sebuah kerajaan yang megah sejak jaman dahulu,” sebut Salman Yoga, yang juga ikut berperan dalam pengibaran bendera ini.
Pengibaran bendera secara teaterikal itu, diperankan oleh Jinger yang menyerahkan bendera ke DR. Joni, kemudian doktor yang ahli dalam budaya dan bahasa Gayo itu, menyerahkan bendera Reje Linge kepada Zulfian Karim untuk dikibarkan.
“Kita bukan keturunan Imo, namun kita pemilik negeri ini. Kami hanya membangkitkan semangat urang Gayo untuk melihat sejarah masa lalu, dan mampu berkarya untuk masa kini, dan menjadi harapan untuk masa mendatang,” kata Salman.
Inilah kalimat sakral titah Reje Linge, yang turut dibacakan ketika penyerahan dan pengibaran bendera dari negeri seribu bukit, diantara desauan pinus.
Win ini titah ari Reje linge, si ara ni gelah ipejamuriko. Siosop beperah, si taring boh iraiko. Keta ini titahe, gelah bertanggung jeweb kam. ( Win, ini amanah sacral Reje Linge. Yang sudah ada dijaga baik baik dan dikembangkan. Yang hilang harus kamu temukan. Bila tertinggal, apapun dayamu harus kamu jemput kembali. Inilah amanah sakral itu , kalian semuanya harus bertanggung jawab).
Titah Reje Linge ini diteliti dan dikaji secara mendalam oleh DR Joni melalui premestike ( Falsafah Gayo). Penilitian ini juga cukup lama, mencapai 4 tahun, dengan sejumlah pengorbanan bukan hanya waktu, tenaga dan pikiran, namun munajat doa kepada Allah, agar barang yang terpendam itu didapati kembali. (tim Pawai PKA AT)