Produksi Kopi Aceh Anjlok di Masa Damai ?

Banda Aceh Sungguh sangat memprihatinkan ketika Aceh pernah menjadi daerah penghasil kopi terbanyak di Indonesia dan kini merosot mengalami penurunan yang sangat drastis. Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Provinsi Aceh, Samsul Bahri kepada The Globe Journal, Selasa (21/6) mengatakan produktifitas kopi di Aceh turun dari 48.000 ton per tahun menjadi 20.000 ton pertahun.

Dikatakannya bahwa sejak tahun 1996 atau pada saat konflik belum memuncak di Aceh, produksi kopi sangat tinggi. “Waktu itu bisa mencapai 48.000 ton pertahun, dan itu termasuk jumlah yang terbesar dari seluruh Indonesia,” kata Samsul Bahri. Tapi sekarang konflik berakhir dengan adanya MoU Helsinki dan tingkat produksi kopi di Aceh justru semakin menurun. Konon lagi banyak lembaga yang sekarang membantu petani kopi di Aceh.

Turunnya produksi kopi di Aceh saat ini, menurut Samsul hanya mencapai 20.000 ton pertahun. Bahkan dia mengaku tidak paham mengapa produksi kopi di Aceh menurun. “Namun harapan yang sangat besar bagi AEKI Aceh adalah satu-satunya tertuju kepada pemerintah yang harus memberdayakan 1.000 lebih petani kopi di Aceh,” pinta Samsul. Ini yang harus menjadi program andalan oleh pemerintah untuk memberdayakan petani kopi di Aceh.

Tujuan yang diharapkan adalah agar produksi kopi menjadi meningkat sehingga petani kopi juga terjamin kesejahteraanya. Kondisi saat ini justru saya tidak paham, kata Samsul yang mengaku bantuan banyak tapi produktifitasnya menurun.

Salah satu daerah yang harus diperhatikan oleh Pemerintah Aceh adalah kawasan Aceh Tengah dan Bener Meriah. Dua kabupaten itu menurut Samsul sudah terkenal sampai ke penjuru dunia dengan kopi Arabika-nya dan merupakan daerah penghasil kopi terbesar dengan jumlah petani kopi yang banyak.

Terkait Ekspor kopi Aceh keluar negeri, Samsul mengatakan kondisinya sedang terancam, karena harga kopi lokal tinggi dibandingkan dengan harga ekspornya. “Akibatnya ada empat kontainer kopi milik perusahaan saya saja ditunda penandatanganan kontraknya, belum lagi perusahaan orang lain,” kata Samsul.

Melalui The Globe Journal, pihaknya sangat mengharapkan kepada pemerintah agar bisa memberdayakan petani kopi di Aceh supaya produksi kopi bisa meningkat. “Itu solusinya kalau mau meningkatkan ekspor kopi Aceh, paling penting petani kopinya harus diberdayakan,” kata dia lagi.  [Firman Hidayat | The Globe Journal | 003]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.