Takengen | LintasGayo – Mahasiswa UGP (Universitas Gajah Putih) kembali mendatangi kantor DPRK Aceh Tengah, Rabu (20/11/2019) pagi. Mahasiswa menuntut Bupati Aceh Tengah segera menegerikan kampus yang menjadi kebanggaan Masyarakat Gayo.
Menurut mahasiswa yang melakukan demo ke DPRK, kampus yang kini dipimpin oleh Amiruddin sebagai Rektor itu telah berdiri sejak 1982 sebagai Sekolah Tinggi Pertanian. Namun, sampai saat ini UGP masih berstatus swasta.
Aksi demo mahasiswa itu diterima oleh pimpinan DPRK Aceh Tengah, Arwin Mega dan personil dewan lainya. Namun dalam pertemuan itu, sempat terhenti sejenak dikarenakan Bupati, wakil bupati, dan Sekda Aceh Tengah berhalangan hadir ditengah mahasiswa dan anggota dewan.
“Tidak ada titik temu dipertemuan kali ini, saya dan rekan lain sudah bertahun-tahun menuntut agar kampus kebanggaan masyarakat Gayo ini berpindah status dari swasta menjadi negri. Sampai saat ini belum ada kejelasan. Mana janji kampanye bupati sebelum menjabat”, sebut Pyton, salah salah seorang Alumni Universitas Gajah Putih, saat menyampaikan orasinya di gedung sidang DPRK.
Menanggapi aksi demi mahasiswa ini yang menuntut penegerian Kampus Gajah Putih, Arwin Mega ketua DPRK berusaha menghadirkan berbagai pihak yang menyangkut dalam persoalan tersebut.
“Kami hanya sebagai wadah untuk menyalurkan suara dari adik-adik mahasiswa” sebut Erwin Mega, Pimpinan DPRK Aceh Tengah, ketika sudah menerima mahasiswa di ruang persidangan.
Terjadi dialog dalam ruang sidang DPRK, mahasiswa meminta ketegasan dari Pemda Aceh Tengah atas perjuanganya untuk menegerikan Universitas Gajah Putih.
“Anggota dewan tentunya menampung aspirasi dari mahasiswa. Sebelumnya saya juga mewakili rekan-rekan dewan yang lain sudah turun langsung ke kampus dan bertemu Rektor dan para staff UGP, perihal pembangunan kampus”, sebut Desy, salah satu Anggota dewan Dapil 1 .
Desy pada prinsipnya sangat mendukung dan berupaya agar UGP dapat dinegerikan. Karena UGP merupakan ikon pendidikan di Aceh Tengah.
Mahasiswa menuntut Bupati Aceh Tengah harus hadir di tengah mereka. Namun Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar berhalangan hadir dikarenakan sedang bertugas di luar kota. Bupati dalam pertemuan itu diwakili oleh Mursyid, asisten pemerintahan (asisten 1).
Salah seorang alumni UGp, Irham, kepada media ini disela sela demo itu menyebutkan, yayasan UGP sudah siap dinegerikan. Semua administrasi untuk persiapan negeri sudah dipersiapkan pihak yayasan dan rektorat,” sebutnya.
Irham meminta, pemerintah harus membawa pihak Gajah Putih, untuk bertemu kementrian dan presiden, untuk menindak lanjuti upaya penegerian UGP.
Sementara pihak DPRK dalam aksi demo itu, menyatakan pada prinsipnya mereka mendukung upaya penegerian UGP, karena universitas ini bagian dari marwah Gayo.
Penjelasan Bupati Aceh Tengah
foto dok; Lie Juli.
Usai siang, Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar yang melakukan kunjungan ke Linge, setibanya di Takengen, langsung menuju DPRK menemui mahasiswa yang berdemo menuntut penegerian UGP.
Dihadapan mahasiswa Shabela menjelaskan apa yang sudah diperjuangkanya untuk menegerikan UGP. “Saya sudah pergi ke pihak Kementrian yang mengurus persoalan penegerian UGP. Universitas ini sudah masuk dalam daftar yang akan dinegerikan,” sebut Shabela.
Bupati menyebutkan bahwa pihaknya sudah mendapatkan informasi dari pihak Kementrian, tentang UGP sudah masuk dalam daftar tunggu. Secepatnya akan dinegerikan, namun harus menunggu proses.
Bupati meminta mahasiswa untuk bersabar. Dalam bulan November ini akan ada keterangan lebih lanjut tentang upaya yang sudah dilakukanya.
“Bila nanti sampai ahir November ini tidak ada kejelasanya, pada bulan Desember nanti kita berangkat sama sama ke Jakarta untuk menuntun proses penegerian Gajah Putih,” jelas bupati.
“Saya baru dua tahun menjadi bupati dan sudah berupaya untuk menegerikan Gajah Putih. Kalau kalian tidak percaya, sama sama kita ke Jakarta. Wakil dari mahasiswa ikut bersama saya ke Jakarta agar tahu persis proses perjuangan untuk penegerian UGP,” sebut Shabela.
Mendapat penjelasan Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar, para mahasiswa yang melakukan demo itu meminta bupati untuk melanjutkan perjuanganya demi negeri universitas di negeri dalam balutan gunung dengan danau yang biru ini. (Iqoni RS)