Redelong | Lintas Gayo : Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) di Provinsi Aceh tinggal beberapa minggu lagi, termasuk di Kabupaten pemekaran dari Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah.
Sejumlah kandidat bupati/wakil bupati mencalonkan diri untuk berjuang meraih simpati pemilih terbanyak di kabupaten yang dikenal subur dan masyarakatnya sangat heterogen ini. Sejumlah kandidat dikabarkan akan maju dengan usungan Partai Politik (Parpol) dan sebanyak 5 pasangan lainnya maju melalui jalur perseorangan (independen).
Dari sekian kandidat, salah seorang yang menyatakan maju dari jalur dukungan masyarakat dengan bukti fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah tokoh wanita Aceh kelahiran Simpang Balik Bener Meriah, 18 Juli 1978 silam. Dia seorang pegiat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang tak asing lagi di Aceh. Namanya Sri Wahyuni.
“Suasana Kabupaten Bener Meriah butuh perubahan,” kata Sri Wahyuni yang disampaikan kepada Lintas Gayo,Minggu (17/7).
Ia mengatakan Bener Meriah saat ini butuh perubahan dari semua lini meliputi moral masyarakat dan proses demokrasi yang cair. “Hari ini Bener Meriah harus cair, jangan ada praktek-praktek demokrasi yang tidak siap, jangan ada kekerasan dan masyarakat memilih tidak dalam tekanan”, kata Sri Wahyuni.
Selain itu ia menyampaikan keterlibatan perempuan untuk menjadi calon Bupati harus di support karena menurutnya di Bener Meriah saat ini keterlibatan perempuan masih belum terlihat. “Tuntutan pasca perdamaian keterlibatan perempuan di Aceh secara keseluruhan masih kurang, apalagi di Bener Meriah dan saya mencalon kan diri sebagai kandidat perempuan untuk mengisi dinamika itu”, ujarnya.
Menurutnya di Bener Meriah bukan butuh pembangunan fisik saja, tetapi bagaimana membangun moral masyarakat yang menjadi tuntutan daerah ini, “Saya memilih wakil Tengku Suhirman adalah karena kita melihat tuntutan daerah yang membutuhkan pembangunan moral masyarakat bukan pembangunan fisik saja”, ujar mantan aktivis LSM ini.
Disamping itu dirinya menyampaikan bahwa pencalonan dirinya bukan hanya untuk meraih kedudukan saja, tetapi untuk melakukan pencerdasan politik. “Kita kerja bukan hanya menunjukkan egosentris untuk memimpin saja, tetapi bagaimana melakukan pendidikan politik kepada masyarakat bagaimana mereka bisa cerdas memilih”, sahutnya.
Ditanya mengenai Money Politik dirinya menjelaskan pasca reformasi Money Politik di Indonesia secara umum masih sering dilakukan, “bagi kita yang paling penting bagaimana masyarakat memilih tidak karena uang atau materi dan masyarakat paham untuk hal ini, dan ini adalah tantangan terbesar di daerah ini dan bagaimana usaha kita memberikan contoh yang baik kepada masyarakat”, lanjutnya.
Hingga saat ini ujarnya, kaum perempuan Bener Meriah banyak memberikan dukungan dikarenakan kejenuhan mereka untuk proses masa lalu yang tidak begitu memberikan konstribusi kepada mereka dan belum mampu memberikan kesejahteraan kapada masyarakat, apalagi Pemilukada kali ini banyak hal baru dengan munculnya tokoh-tokoh baru dan tokoh perempuan yang muncul mejadi kandidat Bupati/wakil”, jelasnya.
Ia berharap kepada masyarakat Bener Meriah untuk tidak salah memilih dan memilih pemimpin yang amanah, “Masyarakat Bener Meriah marilah buka mata, buka hati pilih pemimpin amanah, Bismillahirahmanirrahim Lawan Kedzaliman pilih pemimpin bersih”, tegasnya.
Dari curiculum vitae (cv) yang diberikan kepada Liantas Gayo, Sri Wahyuni adalah aktivis perempuan yang pernah mejadi Kepala Divisi Investigasi dan Data Gerakan Anti Korupsi (GERAK Aceh), Manager Internal Komisi untuk Orang Hilang dan Anti Kekerasan (KONTRAS Aceh), Staf Badan Pemberdayan dan perlindungan Badan Rekontruksi dan Rehabilitasi BRR NAD-NIAS dan terakhir bekerja di departemen sosial bidang perdamaian dan resolusi konflik World Bank (Bank Dunia). (tim)
Biarlah rakyat yg menentukan….