Pengaruh Kurikulum Model Demonstrasi Terhadap Proses Pembelajaran

Oleh Dr. Darul Aman*

 

Kurikulum sebagai sumber utama dalam pelaksanaan proses pembelajaran di semua lembaga pendidikan. Bahkan dalam kehidupun sehari-hari, kita selalu dihadapkan dengan berbagai perencanaan baik jangka pendek maupun jangka panjang (Darul Aman, 2006, Zamsiswaya, 2007 dan Junaidi, 2007). Inilah yang disebut dengan kurikulum-sebuah rancangan untuk mencapai tujuan. Kali ini pengembangan kurikulum pembelajaran yang ketiga penulis layangkan ke Lintasgayonews. Mudah-mudahan dapat dibaca oleh para pendidikan dimanapun berada. Adapun yang akan dibahas kali ini adalah terkait dengan pengembangan kurikulum dengan Model Demonstrasi dalam Proses Pembelajaran.

Adapun pengembangan Kurikulum Model Demonstrasi direncanakan untuk mengantarkan perubahan kurikulum dalam skala kecil. Berangkat dari kajian teori dari Smith, Stanley, dan Shores mengemukakan bahwa ada dua model demonstrasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan, yakni: 1) kumpulan guru diorganisir di satu sekolah dengan tugas mengembangkan proyek eksperimen (uji coba) materi kurikulum dengan harapan mencapai hasil yang memuaskan. Model ini merupakan variasi dari rekayasa kurikulum model administratif (bersifat sentral). 2) rekayasa model ini guru-guru merasa tertarik karena melakukan bentuk-bentuk kekuatan dan kelemahan sebuah strategi mengajar dalam rangka meningkatkan kualitas belajar siswa di sekolah-sekolah dengan tujuan menemukan alternatif penerapan kurikulum (curriculum practices). Dengan demikian, model yang kedua ini mempresentasikan pendekatan grass-roots dalam rekayasa kurikulum.

Ada beberapa keuntungan pengembangan kurikulum Model Demonstrasi: 1) karena proses pengembangan kurikulum ini telah teruji dalam bentuk eksperimen, maka setiap sekolah dapat mempraktikannya untuk mempertajam dan mengkaji lebih dalam terhadap materi pelajaran. 2) Model demonstrasi dapat digunakan untuk mengadakan perbaikan kurikulum secara menyeluruh maupun terhadap komponen tertentu yang dianggap penting karena kajian sebelumnya menjadi tract records yang bisa dikaji kembali dan akan diterapkan pada masa mendatang. 3) karena Model demonstrasi ini dilakukan dalam skala kecil, maka memudahkan perubahan kurikulum, dan menghindarkan kesenjangan antara dokumen dan implementasi. 4) Model demonstrasi ini khususnya dalam bentuk akar rumput dapat meningkatkan inisiatif guru, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan program baru. Hal yang paling penting dari Model demonstrasi ialah adanya keterbukaan komunikasi antara percobaan yang dilakukan guru dengan percobaan yang dilakukan secara lembaga.

Bahan Bacaan:

Darul Aman, 2006. Evaluasi Kurikulum dan Implemntasinya. Takengon:STAI Gajah Putih.

Junaidi, 2007. Kajian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 terhadap Peningkatan Mutu Belajar. Bukittinggi:                           Bahan Seminar Pendidikan yang dilakukan di Bukittingi, 21 Juni 2007.

Zamsiswaya, 2007.

 

 

*Guru SMA Negeri 1 Takengon dan Dosen Bahasa Inggris Luar Biasa di STAI GP Takengon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments