BANDA ACEH – Inisiator Pembangunan Aceh berbasis kawasan Tengah Tenggara Nasrulzaman meminta kepada Komite Independen Pemilihan (KIP) Aceh dan Panwaslu Aceh untuk berani memberikan rekomendasi Pilkada Ulang di Kabupaten Gayo Lues dan Aceh Tengah, karena kedua daerah tersebut pernah mengalami sejarah yang sama pada Pilkada 2006, yang kemudian dimenangkan kandidat yang kini Incumbent.
“Sikap tegas ini penting untuk mencerdaskan politik di wilayah Tengah tenggara,” kata Nasrulzaman kepada The Atjeh Post di Banda Aceh, Kamis 12 April 2012.
Menurut Nasrulzaman, peristiwa Pilkada yang berakhir pada pembakaran 5 kantor kecamatan dan Kantor KIP Gayo Lues telah membuktikan wilayah yang harus dipantau dari provinsi sangat jauh. Peristiwa tahun 2006 silam yang berakhir pada pembakaran kantor KIP di Aceh Tengah, seharusnya bisa menjadi pembelajaran.
“Ketika itu juga dianggap ada kecurangan,” lanjut Dosen Uhamka Banda Aceh yang sedang mengambil S3 di Solo, Jawa Tengah.
Nasrulzaman sepakat apabila KIP dan Panwaslu membuat tim khusus untuk mendalami peristiwa di Gayo Lues dan Aceh Tengah, karena daerah-daerah di pedalaman Aceh cukup rawan kecurangan. Apalagi KIP dan Panwaslu di kawasan ini terbilang lemah dan tidak independen.
“Itu pemicu paling kuat, selain jauh dari pantauan,” kata Nasrun yang juga tokoh muda dari Aceh Tenggara.
Selain itu, Nasrulzaman mengutuk perlakuan anarkis Massa yang membakar fasilitas umum, namun tetap mendukung penghentian penghitungan suara yang disepakati seluruh elemen terkait masyarakat Gayo Lues, dan meminta masyarakat Aceh tengah dan Gayo Lues tidak mudah terpancing dengan provokasi dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
“Kita harus menjaga Pilkada Damai ini,” demikian kata Nasrulzaman. (Jauhari Samalanga | The Atjeh Post)