Kamis Malam, Resepsi HUT Kute Takengen

Takengen | Info Lintas Gayo : Dalam rangka memperingati  Hari Ulang tahun (HUT) Kute Takengen ke-434 tahun 2011, Bupati Aceh Tengah Mengundang segenap unsur  masyarakat, muspida, muspida plus dan berbagai elemen  masyarakat Aceh Tengah untuk menghadiri  acara Malam Resepsi HUT Kute Takengen yang akan dilaksanakan di Gedung Olah Seni (GOS) Takengen, pukul  19.30 s/d selesai, kamis, 17 Februari 2011.

Malam Resepsi dalam rangka Hari Ulang Tahun Kute Takengen ke- 434 tahun 2011 diagendakan antara lain, mendengarkan laporan ketua umum panitia HUT Kute Takengen oleh Drs. H. Khairul Asmara, pemberian penghargaan kepada unsur-unsur maupun lembaga yang telah bersumbangsih pemikiran  terhadap pembentukan/penetapan HUT Takengen.  Sambutan Ketua DPRK Aceh Tengah (Zulkarnain), Sambutan dan Arahan dari Bupati Aceh Tengah, Ir. H. Nasaruddin, MM.

Untuk memberkahi acara tersebut, ditutup dengan do’a yang akan dipimpin oleh Drs. H.M Saleh Syama’un dan ditutup pagelaran kesenian.

Dalam note undangan juga disebutkan agar para undangan diminta sedapat mungkin memakai pakaian bermotif Kerawang Gayo.

Salah seorang yang menerima undangan tersebut dari insan fotografer, Ozi dari Gayo Fotografer Club (GFC), ketika diminta pendapatnya  atas udangan malam resepsi HUT Kute Takengen, memberikan apresiasi terhadap lahirnya HUT Kute Takengen namun Ozi mempertanyakan kesimpangsiuran penyebutan Kota Takengon. “Kenapa ada Kute Takengen, Kota Takengon dan Kute Takingen, mana yang betul,” kata Ozi bernada tanya.

Pantauan LG, dalam undangan acara resepsi yang juga diterima Info Lintas Gayo, disebutkan nama  HUT Kota Takengon, namun dalam laporan Tim pansus  disebutkan Lahirnya Kute Takengen 17 Februari 1577, sementara di iklan banner DPRK di dua titik di dalam kota dingin tersebut ditulis Takingen. (wyra-Kha A Zaghlul)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. kita perlu meriset kembali dengan melibatkan ahli yg berkaitan dengan HUT Takengon, agar kita tidak di Cap Bangsa yg Asal jadi, ya….Penggalian yg Lebih Serius.
    Mungkin seperti Ceruk Mendale Minsalanya,atau penggalian situs lain agar tidak ada persepsi yg ngaur hingga tercapai persamaan persepsi dengan data2 yg kt miliki.
    karna bukan itu saja persolan yg bikin kita ahirnya harus kalang kabut mencari
    Acuan, Kita dangkal dan terkesan spelee mengenai Sejarah.
    Bila kita Urut mulai dari Linge masih berupa Dongeng tanpa di sertai bukti otentik dari para peneliti yg harusnya terjun kesana [Linge] dan lainnya untuk mencari hal hal yg dapat menguatkan argumen kita dalam setiap kesempatan seperti halnya menyoal HUT Takengon dll,
    hingga Kontribusi Gayo dalam sejarah Perjuangan kemerdekaan RI. situs atau bukti sejarah hilang siring waktu berjalan seperti ISTANA BIUS Kec,Silih Nara yg katanya pernah menjadi tempat pelarian dan persembunyian tokoh perjuangan kemerdekaan RI Bapak SYAFRUDDIN PRAWIRA NEGARA, tidak satu monumenpun ada di sana…:-(

  2. Arisi asal muasal kata takingen atau takengen?
    dari pada sejarah penetapan tanggal dan tahun penetapan kota takengon?
    Prasasti Datu Beru tertulis wafat abad ke XII,kerajaan Linge Bagaimana,apa tdk termasuk bagian dari Takengon???Tolong sejarah itu di publikasi pada kami sebagai rakyat Gayo ini,jangan sia-sia anggaran 2 milyar hanyya untuk hal yang simpang siur dan hanya segelintir orang saja yang tau