Hardinalsyah Chaidir[*]
Dalam hidup ini kita Mengenal indahnya Alam yang di ciptakan oleh Tuhan, yaitu Allah Swt. dengan segala kebesaran-Nya, Ia menciptakan segala sesuatu dengan kehendak-Nya, dengan kekuasaan-Nya pula diambil kembali apa-apa yang telah diciprakan. Manusia sebagai salah satu makhluk Allah swt., diciptakan dengan lebih sempurna “taqwim” dari makhluk-makhluk yang lain. Baik itu malaikat, jin, hewan, tumbuhan, dan yang berada diluar angkasa, seperti bintang-bintang, bulan, matahari sekalipun. Dalam firman-Nya disebutkan:
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS. Al Isra’ : 70).
Di dalam diri manuia terdapat organ yang disebut dengan hati, ia merupakankelenjar terbesar di dalam tubuh dan terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati dapat membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi. Namun, disini yang disebut dengan hati itu adalah refleksi jiwa yang memancar dari dalam diri manusia itu sendiri. Hati itu di ibaratkan dengan taman, didalamnya hidup tumbuh-tumbuhan ysng indah dan akan menghiasi kehidupan mansia. Di dalam taman itu pula tumbuh rerumputan yang mengganggu tanaman bunga dan tanaman bermanfaat lain, apabila pemilik taman lalai untuk membersihkannya, ia akan tumbuh dan berkembang dan bila dibiarkan terus tanpa kita disadari akan mengundang bnatang yangmembersihkannya. Seperti kambing, lembu, kerbau, kuda dan lain-lain.
Begitu pula dengan hati yang baik yang selalu dibersihkan, dan sebaliknya hati yang buruk didalamnya mengendap atau bersarang sesuatu penyakit. Di dalam hati yang kotor yidak ada damai, aman, dan indah, tetapi yang ada hanya gelisah, takut, iri, dengki dan saling caci.
خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.(QS.2:7)
Hati juga di ibaratkan sebuah wadah, jika wadah itu dituangi dengan minyak wangi, maka wadah itu akan mengeluarkan bau yang harum, tetapi jika wadah itu dituangi atau diletakkan didalamnya sesuatu yang busuk, maka wadah itu akan mengeluarkan bau yang busuk pula. Begitu juga dengan hati, jika hati itu selalu dibersihkan dan dituangi dengan yang baik, maka segala perbuatan, ucapan akan menjadi baik dan menyebarkan bau yang harum dan bersih.
“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Segumpal darah yang aku maksudkan adalah hati.” (Hadis Riwayat Al-Bukhari)
Kotoran dalam hati itu adalah penyakit, seperti sombong, riya’ dan ujub. Jika tidak dibersihkan (diobati), maka hati akan menjadi rusak dan merusak segalanya. Kendati kotoran ini menjadi sulit untuk dibersihkan ketikan sudah menutupi hati.
Hati selalu didorong oleh nafsu untuk melanggar perintah Allah SWT. hati yang bersih lagi suci, akan mudah menyerap dan memantulkan kebaikan. Ia akan memancarkan cahaya seperti permata.
Oleh karena itu mari kita selalu membersihkan hati kita. jangan ada kotoran dalam dirikan.sucikan Hati dengan Berzikir, Memohon ampun kepada Allah swt.
Berperi berabun remalan bertungket , Bier sana die buet , Terangi peninget enti bacar tu
[*] Mahasiswa Jurusan Dakwah KPI STAIN Gajah Putih Takengon