Takengen | Info Lintas Gayo : Ratusan kuda direncanakan akan berpacu di lapangan HM Hasan Gayo Belang Bebangka Pegasing Aceh Tengah sejak 21 – 27 Februari 2011 dengan peserta dari Kabupaten Gayo Lues, Bener Meriah dan Aceh Tengah sendiri selaku tuan rumah.
Ketua Harian Pelakanaan even tersebut, Drh Marwan Daud, Minggu (20/2) pagi menyatakan sepanjang hari ini akan dilaksanakan pendaftaran bagi kuda-kuda peserta pacuan dengan melakukan pengukuran tinggi badan dan umur kuda.
Kali ini ada lima kelas pertandingan yang diperlombakan, kata Marwan, diantaranya Kelas A dengan tinggi badan 150 cm keatas, kelas AB 140 – 149,9 cm, kelas B 132 – 139,9 cm, kelas C 125 – 131,9 cm, kelas D 115 – 124,9 cm dan masing-masing kelas di bagi dua, kuda muda dengan umur minimal 2 hingga 5 tahun dan kuda tua berumur 5 tahun keatas.
“Kita akan lakukan pengukuran tinggi badan dan melihat gigi seri kuda,” ujar Marwan Daud.
Ditambahkan Marwan, masing-masing pemilik kuda akan diberi bantuan dana sebesar Rp.100 ribu perekor dengan peruntukan sebagai uang pembelian rumput pakan kuda selama 6 hari pertandingan. Untuk peserta dari Gayo Lues kita berikan selama 6 hari sementara
Ditanya tentang tata tertib pacuan, Marwan Daud mengaku selalu saja jadi persoalan baik sebelum perlombaan maupun saat pacuan dilaksanakan. “Tidak adanya aturan baku terkait pacuan kuda di tiga kabupaten di Aceh ini berakibat seringnya terjadi persoalan. Tata tertib atau aturan teknis pacuan berbeda di tiga kabupaten tersebut,” ungkap Marwan.
Karenanya, Marwan berharap dilakukan workshop dengan peserta pelaku dan pemerhati pacuan kuda dari tiga kabupaten tersebut.
“Jika perlu diundang dari pihak Pordasi pusat untuk memberi pencerahan secara teknis,” usul Marwan seraya menambahkan bahwa selama ini aturan pacuan kuda di tiga kabupaten tersebut belum 30 persenpun memakai aturan standar Pordasi.
Menurut Marwan, aturan Pordasi tidak serta merta melenyapkan ketradisionalan pacuan kuda Gayo karena ada hal-hal yang bisa disesuaikan antara standar Pordasi dan pola tradisi.
“Perbedaannya meliputi pemakaian pelana, umur joki, perlengkapan joki, teknis saat start dan banyak lagi aturan lainnya,” pungkas Marwan.
Dari informasi yang dikumpulkan Info Lintas Gayo, mulai tahun 2011 pacuan kuda di Aceh Tengah diadakan sebanyak 2 kali dalam setahun, saat peringatan HUT Kota Takengon dan Perayaan HUT RI. Begitu juga di dua kabupaten beretnis Gayo lainnya Gayo Lues dan Bener Meriah diadakan dua kali musim pacuan kuda setiap tahunnya. (A Zaghlul)